Hubungan antara jarak paritas ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan
K ejadian balita pendek atau stunting adalah salah satu masalah gizi yang terjadipada balita. Ditinjau dari situasi ibu, penyebab stunting ialah pendeknya jarakparitas yang mengakibatkan kurangnya masa perbaikan energi ibu pascamelahirkan anak sebelumnya. Untuk dapat memahami mengenai jarak paritas ibusebagai penyabab stunting pada balita, maka perlu dilakukan penelitian yangbertujuan untuk menentukan jarak paritas ibu terhadap kejadian stunting padabalita usia 24-59 bulan.METODEPenelitian studi observasional dengan desain cross-sectional ini mengikutsertakan130 balita yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan JakartaBarat bulan September-November 2019. Data dikumpulkan dengan carawawancara menggunakan kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, riwayatBBLR, riwayat lahir prematur, jarak paritas ibu, pendidikan ibu, usia ibu saathamil. Pengukuran tinggi badan balita dan ibu dilakukan dengan alat microtoise.Analisis statistik dengan tingkat kemaknaan 0,05.HASILKarakteristik ibu paling banyak adalah berpendidikan tinggi (61.5%), tinggi badan≥ 152 cm (52.3%), usia saat hamil ≥ 21 tahun (76.9%), jarak paritas ≥ 2 tahun(80.0%). Karakteristik balita paling banyak kelompok usia 49-59 bulan (34.6%),laki-laki (58.5%), tidak memiliki riwayat BBLR dan prematur (92.3% dan93.1%), stunting (27.7%). Jarak paritas tidak berhubungan dengan kejadianstunting (p=0.378).KESIMPULANTidak adanya hubungan antara jarak paritas ibu dengan kejadian stunting padabalita usia 24-59 bulan. Jarak paritas pendek tidak menjadi faktor penyebablangsung kejadian stunting karena terdapat faktor lain yang dapat memodifikasifaktor jarak paritas.
T he incidence of short stature or stunting is one of the nutritional problemsthat occur in children under five. From mother’s situation, the cause of stunting isshort birth interval which results in a lack of mother’s energy recovery after thebirth of previous child. To understand birth interval as the cause of stunting inchildren under five, it is necessary to conduct research aimed at determining birthspacing in the incidence of stunting in children aged 24-59 months.METHODA cross-sectional observational study was conducted and a total of 130 childrenunder five were included at Public Health Center of Grogol Petamburan DistrictWest Jakarta on September-November 2019. Data collection was byquestionnaire-based interviews, covering age, gender, LBW history, history ofpremature birth, birth interval, maternal education, maternal age duringpregnancy. Height measurements for children under five and mothers are carriedout using microtoise devices . The significance level used for data analysis was0.05.RESULTSThe most common mother’s characteristic were high education (61.5%), height ≥152 cm (52.3%), maternity age ≥ 21 years old (76.9%), birth intervals ≥ 2 years(80.0%). The most common children under five’s characteristic were in the agegroup 49-59 months (34.6%), male (58.5%), had no history of low birth weightand prematurity (92.3% dan 93.1%), stunting (27.7%). There is no relationshipbetween birth spacing and stunting (p=0.378).CONCLUSIONSThis study shows that there is no significant relationship between birth spacingwith the incidence of stunting in children aged 24-59 months. Short birth intervalis not a direct cause of stunting because there are other factors that can modify.