Arahan pengendalian urban sprawl di Kota Bekasi
K ota Bekasi merupakan salah satu kota yang mengalami fenomena urban sprawl.Gejala urban sprawl di Kota Bekasi mengakibatkan terjadinya proses konversilahan yang menimbulkan densifikasi pemukiman. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengendalian urban sprawl di wilayah yang teridentifikasi sprawl. Untuk mengendalikan permasalahan tersebut diperlukan identifikasiwilayah dengan index sprawl yang selanjutnya diuji dengan variabel karakteristiksprawl, yaitu kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak ke pusat kota, danpembangunan dalam jangkauan jaringan jalan sebagai variabel penentu tingkatsprawl. Kelurahan yang termasuk tingkat sprawl tinggi dan sesuai dengankarakteristik sprawl diarahkan pengendaliannya yang selanjutnya dibandingkandengan RDTR Kota Bekasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 1). 29kelurahan atau 51,79% kelurahan di Kota Bekasi mengalami gejala urban sprawl,2). 11 kelurahan termasuk tingkat sprawl tinggi, 7 kelurahan termasuk tingkatsprawl sedang, dan 11 kelurahan termasuk tingkat sprawl rendah, dan 3).Pengendalian pada Kelurahan Jatikarya dan Jatirangga, yaitu pengembanganperumahan dari pemerintah ataupun pengembang untuk mengembangkanperumahan dengan luas kavling kecil , meyediakan subsidi dalam bentuk rumahuntuk golongan rendah dengan memudahkan perizinan mendirikan bangunan danketerjangkauan harga rumah atau sewa, pengembangan Central Bussiness District(CBD) di sub pusat BWP Jatisampurna, dan peningkatan fasilitas di sekitar jalanutama dengan memudahkan perizinan mendirikan bangunannya.
T he City of Bekasi is one of the cities that experiencing urban sprawlphenomenon. The symptoms of urban sprawl in Bekasi City lead to the conversionprocess and resulted to the densification of settlements. This study aims toformulate the direction of urban sprawl control in the sprawl area of Bekasi City.To control the problem, it is necessary to identify areas with the sprawl index andtested with sprawl characteristic variables, that is population density, buildingdensity, distance to city center, and development in scope of road network todetermine sprawl level. Those village that categorized as high level andaccordance with the sprawl characteristic are directed to have a control andcompared to RDTR of Bekasi City. The results of this study indicate that 1). 29villages or 51.79% village in Bekasi City identified as sprawl, 2). 11 villagesindicate as high sprawl level, 7 villages indicate as medium sprawl level, and 11villages indicate as low sprawl level, and 3). The directions of controlling sprawlin Jatisampurna and Jatirangga Village include housing development from thegovernment or developers to develop housing with small lots, providing subsidiesin the form of houses for low-income groups by facilitating building permits andthe affordability of housing or rental prices, Central Business District (CBD)development in the sub-center of Jatisampurna, and improving facilities aroundmain roads by facilitating permits to construct buildings.