Hubungan anemia pada kehamilan dengan kejadian abortus pada ibu hamil
W HO menetapkan bahwa abortus termasuk dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan abortus adalah anemia pada ibu hamil, karena pada saat kehamilan terjadi perubahan fisiologi pada tubuh ibu secara drastis. Oleh karena itu penting untuk mengetahui dan mencegah anemia pada kehamilan untuk menghindari kejadian abortus. Metode Penelitian megggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive non-random sampling yang mengikutsertakan 300 orang di rumah sakit TNI Angkatan Laut Mintohardjo di Jakarta. Data dikumpulkan dengan cara mengambil data rekam medis. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 20.0 dengn tingkat kemaknaan 0.05 abortion. Hasil Subjek pada penelitian ini berjumlah 300 dengan 100 (33,3) responden mengalami abortus, 200 (66,7) tidak mengalami abortus. 184 (61,3) responden mengalami anemia, 116 (38,7) tidak mengalami anemia. 242 (80,7) responden usia 20-35 tahun, 58 (19,3) usia <20 atau >35 tahun. 74 (24,7%) responden gravida 1, 120 (40,0) gravida 2, 106 (35,3%) gravida 3. 99 (33,0%) responden partus 0, 134 (44,7%) partus 1, 67 (22,3) partus 2. Setelah dilakukan penghitungan dengan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara anemia dengan abortus (p=0,176). Kesimpulan Anemia, paritas dan usia tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan abortus, namun pada gravida terdapat hubungan yang bermakna dengan abortus.
W HO stipulates that abortion is included in reproductive health problems that need attention. One of the factors that can cause abortion is anemia in pregnant women, because during pregnancy there is a dramatic physiological change in the mother's body. Therefore it is important to know and prevent anemia in pregnancy to avoid abortion. The research method uses a cross sectional design with consecutive non-random sampling technique which included 300 people at Mintohardjo Navy Hospital in Jakarta. Data is collected by taking medical record data. Data analysis uses SPSS for Windows version 20.0 with a 0.05 abortion significance level. The results of the subjects in this study amounted to 300 with 100 (33.3) respondents having abortion, 200 (66.7) did not experience abortion. 184 (61.3) respondents experienced anemia, 116 (38.7) did not experience anemia. 242 (80.7) respondents aged 20-35 years, 58 (19.3) ages <20 or> 35 years. 74 (24.7%) respondents were gravida 1, 120 (40.0) gravida 2, 106 (35.3%) gravida 3. 99 (33.0%) respondent parturition 0, 134 (44.7%) parturition 1 67 (22.3) parturition 2. After calculation with statistic there was no significant relationship between anemia and abortion (p = 0.176). Conclusion Anemia, parity and age did not have a significant relationship with abortion, but in gravida there was a significant relationship with abortion.