Hubungan jumlah kendaraan bermotor terhadap konsentrasi Oksida Nitrogen (NOx) dan partikulat (PM10) di fly over Tomang
M aksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran udara di fly over Tomang, dimana fly over tersebut dibangun untuk mengurangi kepadatan ams lalu lintas, serta untuk mengetahui seberapa besar faktor jumlah kendaraan bermotor mempengaruhi konsentrasi NOx dan Partikulat (PM10) dan membandingkan konsentrasi NOx dan Partikulat (PMIO) di lapangan dengan perhitungan model box. Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan baku mutu menurut SK Gubernur DKI Jakarta No. 551 tahun 2001.Pengambilan sampel dilakukan selama tiga hari yaitu pada tanggal 2 — 4 Juni 2003, di empat titik sampling, yaitu: titik satu (titik Control) yang di ambil pada jarak 50 m sebelum fly over dilakukan sekali pengukuran sedap harinya yaitu pada jam 08.00 - 06.00 WIB, sedangkan untuk titik dua (tanjakan fly over), titik tiga (puncak/mendatar fly over), dan titik empat (turunan fly over) dilakukan tiga kali pengukuran setiap harinya yaitu jam 08.00 —09.00 WIB, 12.00 — 13,00 WIB, dan 16.00 — 17.00 WIB. Data meteorologi yang diukur pada saat penelitian antara lain adalah suhu udara berkisar antara 32.4°C — 36.8°C, kelembaban• berkisar antara 41% - 58% dan kecepatan angin rata-rata berkisar antara 0.99 m/dtk — 1.48 m/dtk yang mengarah ke Timur. Alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi NOx adalah dengan memakai alat impinger gas sampler dengan metode Saltzman sedangkan untuk konsentrasi Partikulat PMl0 menggunakan alat Low Volume Dust Sampler dengan metode Gravimetri yang kedua alat tersebut pengoperasiannya dibantu oleh tim Hiperkes. Selain itu dilakukan pula pencatatan jumlah kendaraan bennotor yang melintasi fly over setiap pengambilan sampel secara manual. Kemudian data-data yang diperoleh tersebut dianalisa dengan menggunakan persamaan Box Model yang juga menggunakan metode statistik.Hubungan jumlah kendaraan dengan konsentrasi NOx dan Partikulat (PMI 0) menunjukkan adanya hubungan yang kuat yang ditunjukkan oleh hubungan positif pada grafik kolerasinya, dimana untuk kendaraan berbahan bakar bensin (konsentrasi NOx) didapat nilai R' sebesar 0.9231, dan untuk kendaraan solar didapaat nilai R“=0.849, sedangkan untukkendaraan bensin (konsentrasi Partikulat PM10) didapat R2W.8527, dan untuk kendaraansolar didapat R2=0.8121. Dari hasil pengukuran konsentrasi zat pencemar tertinggi terdapatpada pagi hari di titik 2 (tanjakan) yaitu untuk NOx sebesar 135.8 pg/m3 sedangkan untuk Partikulat (PM10) sebesar 80.43 pg/m', ha1 tersebut disebabkan karena di dtik 2 (tanjakan) setiappkendaraan mengalami penekanan gas yang lebih besar dibandingkan dengan titik yang lain. Secara visualisasi di lapangan dapat dikatakan bahwa dengan adanya Fly Over Tomang dapai inengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi sehingga dapat mengurangi konsentrasi zat pencemar di sekitar daerah tersebut, terlibat dari kecepatan rata-rata mencapai 40 — 45 km/jam.'@erbandingan NOx dan Partikulat (PMIO) hasil perhitungan menunjukkan angka yang lefiih rendah daripada hasil pengukuran di lapangan. Hal tersebut disebabkan karena adanya sumber lain yang ikut terukur. Berdasarkan SK Gubernur No. 551 Tahun 2001 tentang penetapan baku mutu udara dan baku mutu tingkat kebisingan di Propinsi DKI Jakarta, konsentrasi NOx hasil pengukuran yang berkisar antara 117.72 - 99.04 pg/m3, masih berada di bawah baku mutu yaitu sebesar 400 pg/or' per 1 jam, Sedangkan untuk konsentrasi Partikulat (PM10) berkisar antara 39.26 - 33.45 ptg/m3 per 24 jam, juga masih di bawah baku mutu yaitu sebesar 150 pg/m3.
T his study aims to investigate extent of air pollution occurs at Tomang fly oven which was constructed to reduce traffic volume in this area. and to investigate number of vehicle number’s effects on NOx and Particulate (PM10) concentration and to compare NOx and Particulate (PM10) concentration at field through model box calculation. Measurement results are compared with standard qualiy as specified in Decree of DKI Jakarta Governor No. *51 of 2001.Samples were collected in three consecutive dat s from 2 — 4 of June. 2003 at four sampling points: at point one (control point) located 50 m before the fly over, measurement was conducted on daily basis from GS.t)0 - 06.00 WIB, while at point two (the fly over slope), point three (the fly over peak/flat part). and point four (the fly over down slope) measurements were carried out three times a day, namely at 08.00 — 09.00 WIB, 12.00 — 13.00 WIB, and 16.00 - 17.00 WIB. Meteorology data measured during the study including air temperature at 32.4 C — 36.8r.›C, humidity at 41% - 58% and wind speed rate at 0.99 m/sec. — 1,48 m/sec. towards East. NO.x concentration rate was measured by applying impinger gas sampler with Saltzinan method while Particulate PM10 was measured «ith Low Volume Dust Sampler with Gravimetry method, in which these hvo tools were operated through Hiperkes team support. Furthermore, number of vehicle passing the fly over at sampling moment was recorded manually. These data were analyzed by using Box Model and by applying statistical method.It is concluded that number vehicles and NOx and Particulate (PM l0) concentration rates hnve strong correlation as shown by positive correlation at its correlation graphics, in which R2 valuc for vehicles »'ith gasoline (NOx concentration) is 0.9231, while for vehicles with diesel fuel their R' value is 0.849. and R' value for vehicles with gasoline (PM10 Particulate concentration) is 0.8527, while for vehicles with diesel fuel their R' value is 0.8121. From pollutant substances measurement it is knoo•n that the highest rate occurs in the morning at point 2 (fly over slope) where its NOx value is 135.8 pg/m , while for Particulate (PM10) its value is 80,43 pg/m3. It is bc•cause at point 2 (slope) each vehicle will put higher pressurc on its gas than at other points. Practically, it could be stated that Tomang fly over has successfully decrease traffic jain rate in this area leading to lower pollutant substances concentration, as it is shown by vehicle speed rate ranged from 40 - 50 km/hours Calculation of NOx and Particulate (PM10) concentration is found lower than field calculation results. It is because of other pollutant sources, which were also measured at field. Compared earth stipulation of DKI Jakarta Governor Decree No. 551 of 2001 on air quality standard and noise quality standard in DKI Jakarta Province , NOx concentration measured at 117.72 — 99.04 pg/m' in this site is still lower than quality standard at 400 pg/m' per hour. While Pariculate (PM10) concentration between 39.26 — 33.45 pg/m' per 24 hours is also belo» qualitystandard at 150 pg/m'