DETAIL KOLEKSI

Pengembangan sistem evaluasi pengelolaan persampahan kasus DKI Jakarta


Oleh : Lardis Andre M.

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2002

Pembimbing 1 : Widhi Handoko

Pembimbing 2 : Widyatmoko

Subyek : Refuse and refuse disposal

Kata Kunci : garbage handling, urban cleanliness, air pollution

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2002_TA_STL_08200073_Halaman-Judul.pdf
2. 2002_TA_STL_08200073_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2002_TA_STL_08200073_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2002_TA_STL_08200073_Bab-2_Gambaran-Umum-Pengelolaan-Sampah....pdf
5. 2002_TA_STL_08200073_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2002_TA_STL_08200073_Bab-4_Tinjauan-Pustaka.pdf
7. 2002_TA_STL_08200073_Bab-5_Analisis-Sistem-Evaluasi.pdf
8. 2002_TA_STL_08200073_Bab-6_Pengembangan-Sistem-Evaluasi.pdf
9. 2002_TA_STL_08200073_Bab-7_Penutup.pdf
10. 2002_TA_STL_08200073_Daftar-Pustaka.pdf
11. 2002_TA_STL_08200073_Lampiran.pdf

P esatnya pembangunan, pertumbuhan penduduk dengan berbagai ragam kegiatannya, telah menjadikan permasalahan di Ibukota semakin kompleks yang perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak baik Pemda DKI Jakarta maupun warga lbukota adalah masalah kebersihan. Sampah sebagai sisa dari kegiatan manusia menjadi bermasalah sekarang ini akibat pengelolaannya yang belum memadai ditambah dengan laju timbulan sampah yang terus meningkat seiring dengan aktivitas manusia sehari-harinya.Pemda DKI Jakarta yang dalam hal ini Dinas Kebersihan sebagai pelaksana, kewalahan dalam hal pengelolaan persampahan. Pembangunan TPA maupun teknologi yang sudah diterapkan belum ’mampu menjawab masalah yang dihadapi. Lahan yang tidak ada, penolakan warga, biaya yang kurang mendukung, teknologi yang belum sesuai dan pemakaian SDM lokal yang belum memadai turut mempengaruhi masalah yang dihadapi oleh Pemda DKI Jakarta. Dinas Kebersihan selama ini telah menerima banyak usulan (proposal) yang datang dari pihak swasta (perusahaan), namun belum dievaluasi melalui suatu sistem evaluasi yang sistematis dan baku, sehingga proyek yang sudah ataupun sedang beqalan belum diketahui layak atau tidak dijadikan sebagai proyek pengelolaan persampahan.Teknologi yang ada sekarang yakni: Sanitary Landfill, incinerator, Kompos dan 3 R semuanya mengalami hal yang sama yaitu belum sesuai dengan yang diharapkan. Semua proyek tersebut dilaksanakan hanya berdasarkan atas beberapa aspek yakni : biaya yang murah, lokasi yang ada, tepat guna dan mampu meredam masalah lingkungan, namun pada kenyataannya belum berjalan dengan baik. Bahkan teknologi- teknologi tersebut sering menjadi pemicu masalah bagi lingkungan sekitar, misalnya : sistem Sanitari Landfill yang ada di Banter Gebang, Bekasi yang menimbulkan asap dan lalar, kemudian incinerator yang menyebabkan polusi udara dan banyak debu, kompos juga bermasalah karena komposnya tidak laku sehingga menumpuk dan menjadi masalah kembali.Untuk mengatasi hal tersebut, supaya tidak terulang kembali hal-hal yang seperti diatas maka sistem evaluasi yang ada perlu dikembangkan dengan kajian permasalahan, kajian tujuan dan penentuan parameter evaluasi. Dari penentuan parameter yang telah dilaksanakan, ditemukan beberapa aspek penting yang dianggap mampu menjawab permasalahan yang ada yakni : teknologi yang tepat guna, biaya investasi,opeasiona1danpemelharaanyangmendukungUokasidanluas1ahanyang memadai, penerimaan masyarakat, penanggungjawab / pengelelolaan dan parameter lainnya seperti pengalaman, keseriusan atau kommitment perusahaan yang akan mengelola adalah parameter penting dalam pengelolaan persampahan.Dengan ditemukannya parameter tersebut, akan dilakukan uji coba terhadap beberapa usulan yang masuk ke Dinas Kebersihan Jakarta. Uji coba ini dimaksudkan untuk menilai seberapa layak usulan tersebut untuk ditetapkan menjadi sebuah proyek pengelolaan persampahan. Hasil dari uji coba tersebut akan dijadikan sebagai bahan masukan kepada Dinas Kebersihan Jakarta untuk menata kembali sistem evaluasi yang belum dimilikinya selama ini. Hasil uji coba tersebut tentunya masih perlu diproses kembali, karena pembobotan dan penilaiannya hasil analisa penulis.

T he quick development and rapid Increase of the number of residents in Indonesia’s capital with their various occupations have significantly added to the urban cleanliness problem, which requires special attention both by the urban authorities and the residents of Indonesia’s capital themselves. Garbage is hardly to avoid as a consequence of human activity and up to now cannot be handled properly; besides, as daily business 1s expanding, garbage output equally increases.It cannot be denied that up to now the government of the city of Jakarta - in casu the Cleanness Department as its executive - is unable to sope with the abundance of refuse. Neither TPA nor applied technology yield sufficient results. Obstacles that have to be faced in this context are among other things: lack of land, noncompliance of the citizens, shortage of funds, inadequate technical know-how, insufficient utilization of local human labour. The Cleanness Department has already received a lot of suggestions coming from various private companies, but up to now these have not yat been evaluated in a systematic way, so that it is not known whether projects that have been accomplished or that are underway, can be integrated as a project of proper garbage handling.All of the currently applied technology - sanitary landfill, compost and 3R equally have disappointing results. All of these are carried out with low budget, at inadequate locations, baaed on yieldlng immediate result in order to avoid public protests; however, in fact they yield disappointing results. We must even state that the applied technology produces unwanted effects for the environment. For instance, the sancary landfill at Banter Gabang, Bekasi, produces smoke and (Ialar2), the incinerator causes air pollution and a lot of dust. Compost, too, causes problems, because it is not easily sold, and thus needs storage room, which is hardly available.In order to cope with the problem and to avoid earlier misfortunes, it is urgently needed to further develop the existing evaluation system while studying the problem and defining the evaluation parameter. Defining the parameter some important aspects were discovered, which may provide a solution to the problem i.e. appropriate“ technology, proper budgets for investation, both operational and technical repair, proper location of sufficient largeness, acceptable to the cidzens, responsibility on effectuation and other parameters, such as guarantee of security, seriousness and commitment of the corporation that is to take responsibility of this maaer: all of these are Important parameters in the handling of garbage.Thus having determinated these parameters, attempts will be carried out in examing and trying out of several suggestions and proposals that have been forwarded to the Cleanness Department of Jakarla. Its purpose is to measure the value of these proposals and suggestions so as to be made a garbage handling project Its results will be delivered to the Cleanness Department of Jakarta in order to reorganize the evaluation system which up to now has been insufficiently carried out. The outcome, of course, in its turn will have to be processed further on, for its value and estimation will be the result of the composer's analysis.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?