Evaluasi kadar pencemar udara dengan parameter N02 dan Pb serta dampaknya terhadap kesehatan pekerja di PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Pulogadung
T ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pencemar udara terhadap pekerja yang berada didalam ruangan, dimana pencemar udara tersebut dapat berasal dari berbagai macam sumber dan area yang berbeda, diantaranya berasal dari proses pengelasan dan dari emisi kendaraan motor roda dua. Kemudian dapat dibandingkan hasilnya untuk menentukan langkah-langkah pengendalian selanjutnya. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2004 di lokasi pabrik PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg. Gedung 11, pada area Welding (WLD) dan area High Performance Testing (HPT). Kedua lokasi dipilih karena diperkirakanmasing-masing memiliki kondisi lingkungan dan sumber pencemar yang berbeda.' Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primeradalah data yang dikumpulkan dilapangan berupa data kualitas udara, data responden danjenis motor bakar. Sedangkan untuk data sekunder berupa data cuaca, peta lokasi dan baku mutu mutu udara ambient yang berlaku saat ini. Data-data ini kemudian di analisis dalam bentuk data statistik. Analisa statistik yang digunakan terdiri dari regresi linier untuk memprediksi kadar pencemar di udara dan analisa regresi logistik untuk mem.prediksi apakah- -seseorang menderita gangguan -saluran pernafasan akibar zat: pencemar dan faktor lainnya. Hasil dari analisa 'regresi logistik kemudian digunakan kembali untuk menentukan besar probabilitas yang menunjukkan besar resiko seseorang menderita gangguan saluran pernafasan.Berdasarkan hasil pengukuran pada kedua lokasi tersebut menunjukkan adanya pencemaran udara oleh N02 dan Pb yang diduga berasal dari emisi gas buang kendaraan motor roda dua dan asap basil proses pengelasan. Konsentrasi dari kedua parameter tersebut tidak ada yang melebihi ambang batas namun cukup tinggi. Kadar N02 tertinggi sebesar 0, 1664 ppm pada are HPT sedangkan yang terendah sebesar 0,0024 ppm pada area WLD. Kadar Pb tertinggi dan terendah berada pada area WLD masing-masing sebesar 0,045 l mg/nr' dan 0,0361 mg/m'. Kualitas udara pada area WLD lebih buruk dibandingkan dengan area HPT. Kadar pencemar diperkirakan dipengaruhi oleh kondisi udara di dalam ruangan seperti suhu dan kelembaban.Banyaknya gejala yang diderita para responden menunjukkan turunnya tingkat kesehatan para pekerja, hal ini diperkirakan karena terpajannya responden oleh pencemar dengan jangka waktu yang lama, karena gejala yang timbul sesuai dengan gejala yang diakibatkan oleh pencemar tersebut. Jumlah penderita pada area HPT lebih sedikit, hal ini diperkirakan alibat kondisi lingkungan yang lebih luas dan terbuka jika dibandingkan dengan area WLD.Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan bahwa N02 merupakan pencemar yang lebih efektif jika dibandingkan Pb karena dengan konsentrasi yang lebih kecil memberikan dampak yang lebih besar terhadap pekerja pada kedua area tersebut.Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan usaha penghijauan dan penyesuaian desain sistem exhaust yang lebih efektif agar dapat melayani besarnya timbulan asap, serta pengawasan kepada pekerja untuk memakai Alat Pelindung Diri
T he purpose of this research is to know the effects of the pollutant to the workers that are working inside, where this pollutant can be created from different areas and sources. One of the sources of this pollutant is from welding process and the emission of the motorcycle. The result can be compared to determine the next steps. This research began on the beginning of February until June 2004 at PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg. Building 11, on the welding area and the high performance testing. Those two locations are chosen because it is estimated that both location have different environment and different pollutant.The collected data are divided into primary data and secondary data. Theprimary data includes the air-quality, respondent's data, and the types of the engine. The secondary data includes climatologic data, the map of the location, and the default air• quality regulation that are used at present time. Then, these data are analyzed in the form of statistic data. The statistic analysis that is used is a linier regression to predict the concentration of the pollutant and logistic regression analysis to predict whether someone has a respiratory disease caused by the pollutant or other substances. The result from thelogistic regression analysis then used to determine the probability that show the risk-of .: ~someone being infected by a respiratory disease.According to the measurement on the locations indicated that there is an air• pollution, which are caused by N02 and Pb. The N02 and Pb are suspected produced from motorcycle emission and the smoke that is caused by 'welding process. The concentration from those two substances does not exceed the limit, but it is quite high. The highest N02 concentration is about 0, 1664 ppm in the HPT area and the lowest concentration is about 0,0024 ppm in the WLD. The highest and lowest Pb concentration is in WLD area and is about 0,0451 mg/m' and 0,0361 mg/m3• The air-quality in the WLD area is worse than in the HPT area. It is estimated that the concentration of the pollutant is affected by indoor air conditions, such as temperature and humidity.High number of symptoms that are shown by the data, shows the decrease health-level of the workers, this can be caused by the exposure of the pollutant to the workers on a long time.