Hubungan antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptif dengan tingkat pendidikan ibu : kajian pada anak usia 8 - 11 tahun di SDS AMKUR Sambas Kalimantan Barat
L atar belakang: Maloklusi dapat menjadi hambatan bagi kesehatan anak. Salah satu jenis perawatan ortodonti pada anak adalah ortodonti interseptif. Diperlukan peran orang tuamemiliki pengaruh penting dalam menjaga kesehatan gigi anak, terutama ibu memiliki peranpenting dalam mengembangkan perilaku anak terhadap kesehatan gigi dan mulut. Tujuan:Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kebutuhan perawatan ortodonti interseptifdengan tingkat pendidikan ibu pada anak usia 8 - 10 tahun di SDS Amkur Sambas KalimantanBarat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancanganpotong silang. Data pendidikan orang tua diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan datakesehatan gigi anak diperoleh dengan IKPO-I. Hasil: Total 80 responden yang diperiksamenggunakan IKPO-I ditemukan sebanyak 15 ibu (18,75%) memiliki tingkat pendidikantinggi, 34 ibu (42,5%) memiliki tingkat pendidikan sedang, dan 31 ibu (38,75%) memilikitingkat pendidikan rendah. 21 anak (27,5%) tidak membutuhkan perawatan, 38 anak (51,25%)membutuhkan perawatan ortodonti interseptif, dan 21 anak (21,25%) membutuhkan perawatanortodonti korektif. Hasil yang di dapatkan pada penelitian ini yaitu nilai p = 0,000 dan nilai r= -0,400. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikanantara tingkat pendidikan ibu dengan kebutuhan perawatan ortodonti nilai Sig. = 0,000 (p ≤0,05).
B ackground: Malocclusion can be an obstacle to children's health. Interceptive orthodonticsis one of an orthodontics treatment in children. It’s necessary that the role of parents has animportant influence in maintaining children's dental health, especially mothers have animportant role in developing children's behavior towards dental and oral health. Purpose: Tofind out a relationship between the need for interceptive orthodontic treatment and theeducation level of mothers in children aged 8 - 10 years at SDS Amkur Sambas, WestKalimantan. Methods: This study is an analytic observational study with a cross-sectionaldesign. Parents' education data was obtained by distributing questionnaires and children'sdental health data was obtained by IKPO-I. Results: A total of 80 respondents who wereexamined using IKPO-I found that 15 mothers (18.75%) had a high level of education, 34mothers (42.5%) had a moderate level of education, and 31 mothers (38.75%) had a low levelof education. 21 children (27.5%) did not need treatment, 38 children (51.25%) neededinterceptive orthodontic treatment, and 21 children (21.25%) needed corrective orthodontictreatment. The results obtained in this study are the value of p = 0.000 and the value of r = -0.400. Conclusion: The results of this study indicate that there is a significant relationshipbetween the educational level of the mother and the need for orthodontic treatment on the Sig.= 0.000 (p ≤ 0.05).