Perancangan desain imajinatif pasar ikan (Studi kasus penciptaan nirmana tiga dimensi untuk ruang pesisir laut
P Pasar Ikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Kota Tua Jakarta. Bersebelahan dengan pelabuhan Sunda Kelapayang menjadi pintu masuk menuju Batavia, Pasar Ikan menjadi saksi bisu dalam proses lahirnya sebuah kota megapolitan di Indonesia yang dikenal dengan nama Jakarta. Upaya pemerintah menjadikannya sebagai cagar budaya, masih jauh dari cukup.Kondisi saat ini yang tertutup perumahan kumuh, dibutuhkan usaha yang lebih agarmasyarakatmengenal kembaliPasar Ikan. Dengan situasi dan kondisi saat ini, dibutuhkan perancangan yang tidak hanya yang kreatif akan tetapi juga imajinasi dan inovatif untuk menyelesaikan permasalahan. Perancangan ini didahului dengan penelitian langsung ke kelurahan Penjaringan untuk mengetahui fenomena yang terjadi sehingga dapat dijadikan data-data yang diolah menjadi hipotesa untuk mendukung perancangan.Dari penelitian tersebut, panasnya suhu di Pasar Ikan karena minimnya pepohonan ditambah dengan perumahan liar yang menggunakan seng dan asbes sebagai atap, sehingga pepohonan menjadi jawaban utama untuk menurunkan suhu dan menghidupi mahluk hidup lainnya. Masyarakat yang mengeluhkan sepinya pengunjung ke Pasar Ikan tentunya menimbulkan pertanyaan yang terjawab ketika wacana tersebut diajukan ketika berbicara dengan pihak pemerintah. Penelitian secara kualitatif berlanjutdengan perbincangan dengan pihak pengelola di Pasar Ikan, didapat jawaban bahwa Pasar Ikan mulai kehilanganidentitas semenjak pusat pelelangan ikan dipindahkan ke Muara Angke di tahun 1980-an.Penulisan ini tidak lain dari menjabarkan gagasan dalam bentuk visualyang tidak lain terinspirasi dari imajinasi masyarakat yang mendiami Pasar Ikan.
F Fish Market became an integral part of the history of the old cityof Sunda Kelapa. Adjacent to the port of Sunda Kelapa, the entrance to Batavia, the Fish Market is a silent witness in the process of the birth of a megapolitan in Indonesia known as Jakarta. However, along with the times, there remains only the name and history. Government's efforts to make it as a cultural heritage, is still far from enough. The current state of the market is filled with slum, it takes more effort to know people back the Fish Market. With the current circumstances, it takes a design that not only creative but alsoimagination andinnovative to solve problems.The design was preceded by research to kelurahan Penjaringan directly to find out about the phenomenon that occurred, so that it can be used as the data that will be processed into a hypothesis to support the design. From these studies, we know that the high temperature in the the Fish Market is caused by the lack of trees coupled with illegal settlements that are using zinc and asbestos roof, so that the trees will be the ultimate answer to decreasethe temperature and other creatures wellbeing.. Qualitative research which continues with an interview with the manager of the Fish Market shows that, Fish Market begins to lose its identity as the fish auction center since it was moved to Muara Angke inthe 1980's.Starts from the research hypothesis, science art and design, as well as literature, It is obtained that, the need for public open space, green area for the preservation of the environment and living beings. This writing is nothing more than a description of the idea in a visual form that is inspired by the imaginations of the people who inhabit the Fish Market