Model konseptual sistem pendukung keputusan dalam menetukan target operasi berbasis automatic identification system
S Sebagai negara maritim membuat kita menyadari bahwa potensi perairan kita terutama laut menjadi sangat besar, demikian pula dengan faktor ancaman keamanan yang datang dari laut. Kondisi geografis Indonesia yang berada diantara dua benua besar yaitu Asia dan Australia menjadikan wilayah laut Indonesia sebagai jalan lalu lintas laut yang selalu ramai dilewati kapal-kapal baik komersial maupun non-komersial. Dalam sehari, bisa tercatat ada ribuan kapal yang melewati jalur taut. Selain itu, kondisi Geopolitis Indonesia dengan negara-negara tetangga juga membuat keamanan wilayah dan jalur laut menjadi hal yang sangat penting untuk Iebih diperhatikan. Beberapa permasalahan yang sexing terjadi di dunia maritim antara lain kurangnya pemantauan, banyaknya penyelundupan karena kurangnya pengawasan, banyaknya pekerjaan redudansi, serta belum terintegrasinya informasi kelautan. Hal inilah yang rnengakibatkan lambatnya pengambilan tindakan oleh badan terkait terhadap para terorisme, Illegal Fishing, pembajakan kapal oleh perompak, dan banyaknya pelanggaran peraturan kelautan lainnya Dengan kondisi tersebut maka solusi yang diberikan adalah perancangan konsep sistem pendukung keputusan yang berbasis Automatic Identification System (AIS). Perancangan konsep sistem pendukung keputusan dilakukan dengan dengan membandingkan nilai dari jumlah anomali dan nilai normal dari penilaian yang telah dilakukan. Niiai perbandingan jumlah anomali dan jumlah normal akan menghasilkan keluaran berupa peringatan, dimana peringatan didapatkan dari jumlah terbanyak sifat kapal (anomali atau normal). Anomali dibagi menjadi dua kategori yaitu anomali identitas dan anomali behaviour dimana anomali behaviour memiliki nilai risiko dua kali lipat daripada anomali identitas. Hashl uji verifikasi didapatkan jika konsep perancangan sistem pendukung keputusan akan valid atau benar jika masukkan nilai parameter bernilai 0 atau 1. Sedangkan hasil uji validitas didapatkan kesimputan jika konsep perancangan sistem pendukung keputusan telah diterima oleh objek yang lebih ahli dalam menentukan anomali kapal.
A As a maritime country, we realize that the potential of our waters, especially the sea, is very large, as well as the security threat factors that come from the sea. Indonesia's geographical condition, which is located between two major continents, namely Asia and Australia, makes Indonesia's sea area a sea traffic road that is always crowded by ships, both commercial and non-commercial. In a day, it can be recorded that there are thousands of ships that pass through the sea route. In addition, Indonesia's geopolitical conditions with neighboring countries also make the security of the region and sea lanes very important to pay more attention to. Some of the sexing problems that occur in the maritime world include lack of monitoring, a lot of smuggling due to lack of supervision, a lot of redundant work, and the unintegrated marine information. This has resulted in the slow action taken by the relevant agencies against terrorism, Illegal Fishing, ship hijacking by pirates, and many violations of other marine regulations. Under these conditions, the solution given is the design of a decision support system concept based on Automatic Identification System (AIS). The design of the decision support system concept is done by comparing the value of the number of anomalies and the normal value of the assessment that has been done. The comparison value of the number of anomalies and the normal number will produce an output in the form of a warning, where the warning is obtained from the highest number of ship characteristics (anomaly or normal). Anomalies are divided into two categories, namely identity anomalies and behavioral anomalies where behavioral anomalies have a risk value that is twice that of identity anomalies. Hashl verification test is obtained if the decision support system design concept will be valid or correct if the parameter value is 0 or 1. While the results of the validity test are obtained if the decision support system design concept has been accepted by the object who is more skilled in determining ship anomalies.