Perbaikan postur kerja operator proses mixing di pt. Xc cleanindo
P T. XC Cleanindo merupakan perusahaan startup yang bergerak dibidang manufaktur penyedia kebutuhan kebersihan dan sanitasi. Proses produksi di Perusahaan ini dibagi menjadi 2 stasiun yaitu, proses mixing dan packing. Permasalahan yang ditemui adalah selama proses produksi, masih terdapat postur dan fasilitas kerja yang kurang ergonomis karena pekerjaannya masih dilakukan secara manual. Untuk mengetahui tingkat risiko postur kerja maka menggunakan metode REBA dan QEC pada aktivitas proses mixing PT. XC Cleanindo dan memberikan rekomendasi perbaikan postur kerja guna menurunkan risiko terjadinya gangguan musculoskeletar pada operator proses mixing PT. XC Cleanindo sehingga tidak adanya kecelakaan kerja dan meningkatkan efisiensi waktu pada saat bekerja. Pada tahapan awal penelitian, disebarkan kuesioner Nordic Body Map (NBM) yang digunakan untuk mengetahui bagian tubuh operator mana yang terasa sakit setelah bekerja. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi secara langsung diketahui lingkungan kerja fisik pada perusahaan PT. XC Cleanindo masih belum sesuai dengan standar sehingga jika dibiarkan dapat mengakibatkan menurunnya kinerja operator serta menambah potensi kesalahan kerja. Pada proses mixing ini terdapat operator yang ditemukan postur tubuhnya dalam posisi membungkuk yang berulang-ulang, dari postur tubuh tersebut akan menimbulkan gejala-gejala bahkan dapat terjadinya cedera pada bagian punggung para operator tersebut. Untuk menyelesaikan masalah ini dibutuhkan metode REBA (Rapid Entire Body Assesment) dan QEC (Quick Exposure Check) untuk menganalisis postur kerja. Pada metode Rapid Entire Body Assessment, hasil akhir penilaian adalah 8, yang menunjukkan bahwa operator berisiko tinggi dan tindakan pada postur kerja operator harus segera diperbaiki. Sementara itu, pendekatan QEC menghasilkan exposure score sebesar 81,82% pada operator, yang mengindikasikan bahwa investigasi dan modifikasi lebih lanjut diperlukan. Setelah menghitung skor hasil dari metode REBA dan QEC, langkah selanjutnya yaitu memberikan usulan perbaikan dengan merancng alat bantu berupa lift table untuk memperbaiki postur kerja menjadi lebih ergonomis. Hasil simulasi alat bantu menunjukkan penurunan skor REBA menjadi 3 dan penurunan skor QEC menjadi 61,36%. Hal ini menunjukkan bahwa postur kerja operator mengalami perbaikan jika dilakukan intervensi ergonomic dengan menggunakan alat bantu tersebut, terutama pada bagian leher dan punggung operator.
P T XC Cleanindo is a startup company engaged in manufacturing providers of cleaning and sanitation needs. The production process in this company is divided into 2 stations, namely, mixing and packing processes. The problem encountered is that during the production process, there are still postures and work facilities that are less ergonomic because the work is still done manually. To determine the level of risk of work postures using the REBA and QEC methods in the mixing process activities of PT XC Cleanindo and provide recommendations for improving work postures to reduce the risk of musculoskeletal disorders in PT XC Cleanindo mixing process operators. In the early stages of the research, a Nordic Body Map (NBM) questionnaire was distributed which was used to find out which parts of the operator's body felt pain after work. Based on the results of interviews and direct observation, it is known that the physical work environment at the PT XC Cleanindo company is still not in accordance with the standards so that if left unchecked it can result in decreased operator performance and increase the potential for work errors. In this mixing process there are operators whose posture is found in a repetitive bent position, from these postures will cause symptoms and even injuries to the back of these operators. To solve this problem, the REBA (Rapid Entire Body Assessment) and QEC (Quick Exposure Check) methods are needed to analyze work postures. In the Rapid Entire Body Assessment method, the final result of the assessment is 8, which indicates that the operator is at high risk and actions on the operator's work posture must be corrected immediately. Meanwhile, the QEC approach resulted in an exposure score of 81.82% for the operator, indicating that further investigation and modification is required. After calculating the scores from the REBA and QEC methods, the next step is to propose improvements by designing a tool in the form of a lift table to improve work postures to be more ergonomic. The results of the tool simulation show a decrease in REBA score to 3 and a decrease in QEC score to 61.36%. This shows that the operator's work posture has improved if ergonomic interventions are carried out using these tools, especially on the operator's neck and back.