Hubungan Nyeri Bahu dengan Prinsip Ergonomik Kedokteran Gigi (Penelitian Observasional Analitik pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti) (Laporan Penelitian)
P endahuluan: Bekerja dengan posisi bahu yang statis dan melakukan gerakan repetitif merupakan contoh sikap yang tidak memperhatikan prinsip ergonomik dan sering dilakukan oleh dokter gigi. Posisi bahu yang statis dapat menyebabkan inflamasi pada otot bahu yang pada akhirnya dapat menghasilkan sindroma nyeri bahu. Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti yang melakukan pekerjaan dokter gigi dalam kepanitraan klinik juga memungkinkan tidak memperhatikan prinsip ergonomik pada saat bekerja, sehingga dapat memiliki risiko terjadinya gangguan musculoskeletal berupa sindroma nyeri bahu. Tujuan: (1) Untuk mengetahui seberapa besar prevalensi nyeri bahu pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti yang telah bekerja ≥ 2 tahun dan (2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara nyeri bahu dengan prinsip ergonomik kedokteran gigi pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi di RSGM FKG Usakti yang telah bekerja ≥ 2 tahun. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan rancangan potong silang dengan kuesioner yang diberikan kepada responden yang tidak memiliki riwayat nyeri bahu sebelum melakukan pekerjaan dokter gigi dalam kepanitraan klinik. Setelah itu dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil uji korelasi spearman antara nyeri bahu dengan prinsip ergonomik menunjukkan signifikansi (p=0,006), dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,269, yang menyatakan ada hubungan yang rendah antara nyeri bahu dengan prinsip ergonomik. Kesimpulan: Ada hubungan antara nyeri bahu dengan penerapan prinsip ergonomik kedokteran gigi pada Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter Gigi yang telah bekerja ≥ 2 tahun.
B ackground: Working with static shoulder position and do repetitive movements are not accordance to ergonomic principles and is often performed by a dentist. Static position of the shoulders can cause inflammation of the shoulder muscles, which in turn can result a shoulder pain syndrome. Dental residents at RSGM FKG Usakti who works with static shoulder position and do repetitive movements can result a musculoskeletal disorders such as shoulder pain syndrome. Objectives: (1) This study was conducted to determine the prevalence of shoulder pain in dental residents at RSGM FKG Usakti and (2) to determine any correlation between shoulder pain with ergonomics dentistry in dental residents at RSGM FKG Usakti. Methods: This study is a observational analytic study with cross-sectional design. The data was obtained by using questionnaires that were given to respondents who do not have any history of shoulder pain before they start practicing as a dental resident. The obtained data will be tested by univariate and bivariate analysis. Results: The result of Spearman’s correlation test between shoulder pain with ergonomics dentistry is indicate significance (p=0,006) with correlation coefficient = 0,269, that defined a low correlation between shoulder pain with ergonomics dentistry. Conclusions: There is correlation between shoulder pain with ergonomics dentistry in dental residents at RSGM FKG Usakti.