Penyisihan logam berat dan peningkatan pH air asam ambang oleh bakteri efektif pereduksi sulfat
P aparan Air Asam Tambang (AAT) di lingkungan menyebabkan kerusakan lingkungan dan mempengaruhi keseimbangan ekosistem karena karakteristik AAT dikenal memiliki pH rendah dan kandungan logam berat yang tinggi. Air asam tambang dapat diolah dengan metode fisik dan kimia yang melalui proses netralisasi menggunakan bahan kimia seperti hydrated lime (Ca(OH)2), kapur (CaCO3), caustic soda (NaOH) atau soda-ash (Na2CO3) beserta proses fisik (koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi). Efektifitas pengolahan fisik dan kimia cukup baik, namun memerlukan biaya relatif tinggi dan berpotensi menimbulkan pencemaran sekunder. Tujuan studi literatur ini adalah analisis potensi dan peran Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS) mampu hidup dengan kondisi lingkungan anoksik dalam netralisasi pH serta menyisihkan logam berat pada AAT dengan memanfaatkan bioreaktor pereduksi sulfat sistem batch. Limbah padat seperti kotoran hewan dan serbuk kayu dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon bagi bakteri yang relatif murah. Pengukuran pH yaitu dengan menggunakan pH meter, analisis sulfat dihitung melalui metode turbidimetri atau spektrofotometer UV-VIS, konsentrasi logam cair dianalisis menggunakan ICP-OES serta analisis morfologi bakteri dapat menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM), Transmission Electron Micrograph (TEM), dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS). Hasil penurunan AAT dapat dilakukan oleh BPS dengan memanfaatkan limbah padat dari campuran reaktif antara kotoran hewan, serbuk kayu, kerikil, dan pasir berpotensi sebagai sumber karbon BPS yang relatif murah dibuktikan dengan netralisasi pH > 6, penyisihan sulfat mencapai sekitar 30% - 90%. Presentase mencapai sekitar >90% untuk penyisihan Fe2+ dan penyisihan yang sedikit terhambat untuk Mn2+ tetapi mampu dicapai sekitar >12%. Proses bioremediasi AAT juga dipengaruhi beberapa faktor lingkungan yaitu pH, suhu, konsentrasi bakteri, dan konsentrasi pencemar. Penelitian ini menunjukkan bahwa BPS berpotensi sebagai alternatif dalam bioremediasi AAT yang relatif murah, tanpa pencemar sekunder, dan ramah lingkungan
E xposure to Acid Mine Drainage (AMD) in the environment causes environmental damage and affects the balance of the ecosystem due to the characteristics of AMD which is known to have a low pH and high heavy metal content. Acid mine water can be treated by physical and chemical methods which go through a neutralization process using chemicals such as hydrated lime (Ca(OH)2) or calcium carbonate (CaCO3), caustic soda (NaOH), and soda-ash (Na2CO3) along with physical processes (coagulation, flocculation, and sedimentation). The effectiveness of physical and chemical treatment is sufficient, but requires relatively high costs and may cause secondary problems. The purpose of this literature study is to analyze the potential and role of Sulfate Reducing Bacteria (SRB) capable of living with anoxic environmental conditions in neutralizing pH and heavy metals in AMD by utilizing a batch system of sulfate reducing bioreactors. Solid waste such as animal dung and sawdust can be used as a relatively inexpensive carbon source for bacteria. Measurement of pH by using a pH meter, sulfate analysis using the turbidimetric method or UV-VIS spectrophotometer, metal concentrations were analyzed using ICP-OES and using ICP-OES bacterial morphology can use Scanning Electron Microscopy (SEM), Transmission Electron Micrograph (TEM), and Energy Dispersion Spectroscopy (EDS). The results of AMD reduction can be carried out by SRB by utilizing solid waste from a reactive mixture of animal dung, sawdust, gravel and sand as a relatively inexpensive source of SRB carbon as evidenced by neutralization of pH > 6, sulfate removal reaches around 30% - 90%. The percentage reached >90% for Fe2+ removal and slightly inhibited removal for Mn2+ but was able to reach >12%. The AMD bioremediation process is also influenced by several environmental factors, namely pH, temperature, bacterial concentration, and pollutant concentration. This study shows that SRB may be an alternative in AAT bioremediation that is relatively inexpensive, without secondary pollutants, and is environmentally friendly.