S alah satu dampak negatif kegiatan penambangan batubara adalahtimbulnya Air Asam Tambang (AAT). AAT disebabkan oleh air limpasan hujanyang teroksidasi mineral sulfida sehingga air mempunyai nilai pH, mengandungzat padat tersuspensi (Total Suspended Solid, TSS), zat Besi serta Mangan dengankonsentrasi yang tinggi. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pengelolaanlingkungan agar kualitas air buangan sesuai baku mutu lingkungan yang telahditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 113 tahun 2003(parameter pH, TSS, Fe dan Mn) dengan memanfaatkan penggunaaan kapur tohordan pH adjuster.Kondisi KPL PIT 3 Barat saat ini memiliki kualitas air dengan pH 4,28 ;TSS 940 mg/L ; Fe 137,6156 mg/L ; Mn 12,1067 mg/L. Hal tersebut tentu sajadapat menimbulkan pencemaran air yang dikhawatirkan jika tidak dilakukanpengelolaan air secara dini dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yangsignifikan. Sehingga, untuk itu diperlukan pengelolaan air yang efektif sesuaiBaku Mutu Lingkungan Hidup yang diperkenankan.Dari hasil penelitian berdasarkan sampel dari KPL PIT 3 Barat dibutuhkankapur tohor untuk penetralan air asam sebanyak 8,316.18 kg yang diharapkandapat meningkatkan pH dari 4,28 menjadi pH 8,92 ,kandungan TSS dari 940 mg/lmenjadi 19056 mg/l, kandungan Fe dari 137,62 mg/l menjadi 127,70 mg/l dankandungan Mn dari 12,11 mg/l menjadi 8,50 mg/l pada air asam tambang, untukpH adjuster dibutuhkan 21.184,13 kg untuk penetralan air asam yang diharapkandapat meningkatkan pH dari 4,28 menjadi pH 9,43 ,kandungan TSS dari 940 mg/lmenjadi 8619 mg/l, kandungan Fe dari 137,62 mg/l menjadi 89,7 mg/l dankandungan Mn dari 12,11 mg/l menjadi 3,1 mg/l pada air asam tambang.