Studi penurunan kadar logam dengan metode wetland di kolam pengendap lumpur stockpile 1 PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjug Enim Sumatera Selatan
S alah satu dampak negatif kegiatan penambangan batubara adalah timbulnya air asam tambang (AAT) , AAT terbentuk dari hasil oksidasi mineral sulfida air dan oksigen.Terdapat 4 parameter yang menjadi perhatian PT. Bukit Asam (Persero), Tbk yang harusdilakukan dalam upaya pengendalian AAT yang ditimbulkan akibat kegiatan penambangandi Unit Penambangan Tanjung Enim (UPTE) yaitu pH, TSS, Fe, dan Mn dan semuaparameter itu harus memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dibuang ke badan sungai.Metode yang digunakan oleh PT. Bukit Asam (Persero), Tbk khususnya pada KPLStockpile 1 dalam melakukan pengolahan AAT adalah dengan menggunakan metode Aktifdan Metode Pasif. Metode aktif yang digunakan adalah dengan penambahan kapur tohor(CaO) dan pH Adjester (NaOH). Sedangkan metode pasif menggunakan tanaman air antara lain typha, kiambang, vetiver, dan eceng gondok. Pengolahan dengan 2 metode tersebut harus memenuhi syarat baku mutu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.113 tahun 2003. Luasan maksimum untuk memenuhi syarat baku mutu tersebut adalah 0,8Ha. Kecepatan aliran air dari kolam 1 sampai kolam 12 sebesar 0,78 m/jam – 3,1 m/jamdengan waktu retensi air dari kolam 1 sampai kolam 12 0,9 jam – 3,8 jam. Semakin lamaair berada di KPL Stockpile 1 maka akan semakin baik kualitas air yang akan dikeluarkanke badan sungai. Efektifitas kinerja wetland dapat diketahui dengan menghitung efisiensipeningkatan pH, penurunan TSS, penurunan kadar logam Fe, dan penurunan kadar logamMn. Dari bulan Juli – November 2016 peningkatan pH 6,45% - 30,66%, penurunan TSS26,45% - 46,64%, penurunan kadar logam Fe sebesar 35,23% - 75,38%, dan penurunankadar logam Mn 19,8% - 72,63%. Metode wetland dapat memenuhi syarat baku mutu yangtelah ditetapkan dan sebaiknya lebih diperbanyak metode wetland yang dilakukan oleh PT.Bukit Asam (Persero), Tbk dalam pengolahan AAT.
O ne of the negative impacts of coal mining operations is the emergence of Air AsamTambang (AAT), AAT is formed from the oxidation of sulfide minerals to water andoxygen. There are 4 parameters which concern PT. Bukit Asam (Persero), Tbk to be donein an effort to control AAT caused by mining activities in Unit Pertambangan TanjungEnim (UPTE), which is pH, TSS, Fe, and Mn and all the parameters that must meetenvironmental quality standards before being discharged into river, The method used byPT. Bukit Asam (Persero), Tbk especially at KPL Stockpile 1 in doing AAT processingmethod using Active and Passive Method. Active method using the addition of calciumoxide (CaO) and pH Adjester (NaOH). While passive method using water plants, likeTypha, kiambang, vetiver, and hyacinth. Treatment with both methods should be eligiblequality standard based on the Ministry of Environment No. 113 in 2003. The maximumarea to qualify the quality standard is 0.8 hectares. The flow of water from the pool 1 to an12 was 0.78 m / hour - 3.1 m / hour with a retention time of water from pond 1 to pond 120.9 hours - 3.8 hours. The longer the water stay in the MPA Stockpile 1, the better thequality of water will be released into the river. Effectiveness of wetland performance canbe determined by calculating the pH increase efficiency, decrease in TSS, reduced levelsof Fe and Mn metal levels decrease. From July - November 2016 pH increase of 6.45% -30.66%, a decrease in TSS 26.45% - 46.64%, a decrease in Fe metal content of 35.23% -75.38%, and decreased levels of Mn metal 19.8% - 72.63%. Wetland Methods can qualifythe quality standards have been established and should be propagated methods wetlandconducted by PT. Bukit Asam (Persero), Tbk in the processing of AAT.