DETAIL KOLEKSI

Kajian teknis pengaruh kemiringan lubang ledak terhadap crusing radius pasca peledakan di Quarry bukit Karang Putih PT. Semen Padang, Sumatera Barat

5.0


Oleh : Lucky Tania

Info Katalog

Nomor Panggil : 498/TT/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Pancanita Novi Hartami

Pembimbing 2 : Cahirul Nas

Subyek : Blasting

Kata Kunci : blasting, backbreak, blasting geometry, fragmentation, powder factor, crushing radius

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TB_073001300066_Halaman-Judul.pdf
2. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-1.pdf
3. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-2.pdf
4. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-6.pdf
8. 2018_TA_TB_073001300066_Bab-7.pdf
9. 2018_TA_TB_073001300066_Lampiran.pdf

P enelitian ini didasari oleh potensi terjadinya backbreak yang terbentuk setelah kegiatan peledakan, yaitu hancuran berlebih di belakang row terakhir dalam suatu blok peledakan.Penerapan lubang ledak miring dilakukan untuk mengontrol crushin gradius guna menghindari terjadinya backbreak pada kegiatan peledakan operasi penambangan batu gamping di quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang,Sumatera Barat.Penelitian ini dilakukan dengan metode action research, dimana data diperoleh melalui pengukuran secara langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan terhadap geometri peledakan dan crushing radius pasca peledakan. Selain itu, jugadilakukan pengambilan foto fragmentasi muckpile secara langsung untuk menganalisis distribusi fragmentasi sebagai parameter yang telah ditetapkan olehperusahaan.Lubang ledak miring diterapkan pada satu kali kegiatan peledakan. Dalam penerapannya, rekomendasi tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan aspek yang ditetapkan perusahaan berupa fragmentasi dan besaran nilai powderfactor. Fragmentasi yang ditetapkan adalah < 80 cm dengan powder factor < 144gr/ton. Sementara crushing radius maksimal adalah sebesar < 0,5B. Rata-ratacrushing radius pasca kegiatan peledakan dengan geometri yang ditetapkan perusahaan sebesar 2,48 meter dengan burden rata-rata sebesar 4,68 meter sedangkan crushing radius pasca peledakan dengan geometri rekomendasi adalah sebesar 1,90 meter. Hal ini mengindikasikan penggunaan lubang ledak miring dapat mengontrol crushing radius dan mereduksi backbreak sebesar 0,58 meter.

T his study is done based on the potential backbreak formed after theblasting activities, which is excessive destruction beyond the last row of a blastingblock.Angled blastholes are applied to control crushing radius in order to avoidthe backbreak in a blasting activity of mining operation in Bukit Karang Putihquarry PT. Semen Padang, West Sumatera.This research is done by action research method, where the datas areobtained through the measurement directly in the field. Measurements were madeto blasting geometry and post-blasting crushing radius. In addition, photographsof muckpile fragmentation are also taken directly to analyze the distribution offragmentation as the parameter set by the company.Angled balstholes are applied to a single trial-blasting activity. In itsapplication, the recommendation is done by considering the aspect set by thecompany in the forms of fragmentation and the value of powder factor. Thespecified fragmentation is < 80 cm with powder factor < 144 gr/ton. While themaximum crushing radius is < 0.5B. The average post-blasting crushing radiuswith the company's defined geometry is 2.48 meters with an average burden of4.68 meters while the crushing radius after trial-blasting activity is 1.90 meters.This indicates that the usage of angled blastholes can control the crushing radiusand reduce the backbreak by 0.58 meters

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?