Studi pengaruh keberadaan air pada lubang ledak terhadap hasil peledakan di kuari D blok 3PT Indocement Tunggal Prakarsa, Citereup, Bogor Jawa Barat
M etode penambangan yang diterapkan oleh PT Indocement TunggalPrakarsa (PT ITP) Plan Citereup yaitu sistem kuari dengan menggunakan peledakan dalam aktivitas pemberaian batugamping sebagai bahan baku utamadalam proses pembuatan semen. Pada peledakan material akan terberai karena adanya energi gelombang kejut yang dihasilkan bahan peledak. Energi gelombang kejut tersebut dapat terbiaskan jika terdapat medium rambat lainya seperti adanyaair pada lubang ledak, sehingga energi yang dihasilkan dari reaksi bahan peledakuntuk memberai material batuan berkurang atau tidak maksimal, oleh karena itu ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan menjadi besar dan kemungkinan berpotensi menghasilkan toe. Ketetapan PT ITP pada banyaknya boulder yang dihasilkan setiap peledakan yaitu sebesar 5%, dari ketetapan tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengontrol jumlah boulder yang dihasilkan dari setiap peledakan. Boulder yang dihasilkan PT ITP cukup banyak, sehingga diperlukan studi tentang pengaruh keberadaan air pada lubang ledak terhadap hasil peledakan. Ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan yang menghasilkan boulder melebihi ketetapan perusahaan sebesar 5% terdapat pada tanggal 18Desember 2017 elevasi 375/2 yang menghasilkan boulder sebesar 10,11% dan tanggal 19 Desember 2017 elevasi 405/1 dengan boulder yang dihasilkan sebesar 6,91%. Dengan adanya air pada lubang ledak membuat digging time alat Komatsu WA 800 menjadi lebih lama dibandingkan dengan lubang tidak terdapat air. Pada tanggal 18 Desember 2017 elevasi 375/2 dan 19 Desember 2017 elevasi 405/1 hasil peledakan menghasilkan toe. Peledakan yang menghasilkan toe dapatmenambah biaya produksi karena harus melakukan secondary blasting.
T he minning method thas is applied by PT Indocement Tunggal Prakarsa(PT ITP) Plan Citereup is the quarry system by using blasting in the activity of limestone loading as the main raw material in the manufacture of cement. The blasting material will be separated due to the shock wave energy produced by explosive. The shock wave energy can be refracted if there are other creep medium such as the presence of water in the explosive hole, so that the energy generated from the explosive reaction to deliver the material wil be reduced or not optimal, therefore the size of the rock fragmentation resulting from blasting becomes large and has the potential to produce toe. The determination of PTITP on the number of boulder produced by each blasting is 5% of the provision scan be used as a reference to control the number of produced from each blasting. The boulder produced by PT ITP is quite a lot, so it is necessary to study the precence of water on explosive holes on the blasting results. The sizeof rock fragmentation resulting from blasting that produces boulder exceeding the company determination of 5% found on 18 December 2017 elevation of 375 segment 2 which produces boulder of 10,11% and on 19 December 2017 elevattion of 405 segment 1 with the resulting boulder was 6,91%. In the presence of water in the blast hole the digging time for Komatsu WA 800 device is longer that of the non existent water. On 18 December 2017 elevation of 375 segment 2 and 19 December 2017 elevation of 405 segment 1 blasting producestoe. blasting that produces toe can increase it has to carry out secondary blasting.