Konsentrasi logam berat Cr (Krom) pada perairan dan sedimen di Sungai Ciliwung
K ualitas air Ciliwung semakin menurun dari tahun ketahun. Buangan industri ke badan air Sungai Ciliwung turut menambah beban pencemar logam berat dan bahan beracung. Oleh sebab itu banyak penelitian yang dilakukan untuk memantau kualitas air Sungai Ciliwung. Kadar logam berat akan meningkat bila limbah perkotaan, pertambangan, pertanian dan perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke lingkungan perairan. Dalam logam berat yang terlarut pada konsentrasi dan pH tertentu dapat berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Limbah logam berat kromium pada perairan dan sedimen merupakan salah satu parameter yang dijadikan acuan untuk kualitas perairan Sungai Ciliwung. Sampling dilakukan bulan Mei dan Desember 2005 di 19 stasiun sampling. Dari Cisarua hingga ke Teluk Gong. Penelitian ini untuk mengukur konesntrasi kromium yang ada di dalam perairan dan sedimen Sungai Ciliwung dan membandingkannya dengan baku mutu yang ada. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap parameter fisik seperti DO, suhu, pH. hasil pengukuran dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) di dapat bahwa konsentrasi kromium pada saat sampling pertama pada perairan berkisar antara 0,0058 mg/l - 0,0287 mg/l dan sampling kedua berkisar antara 0,0022 mg/l - 0,0042 mg/l. Dari kedua hasil sampling diatas stasiun 10 Teluk Gong merupakan daerah yang mempunyai konsentrasi kromium tertinggi. Pada sampel sedimen di Sungai Ciliwung didapat untuk sampel pertama hasil konsentrasi berkisar antara 0,0013 mg/l, 0,0059 mg/l dan sampek kedua berkisar antara 0,0006 mg/l, 0,0048 mg/l. Untuk sampel sedimen ini Teluk Gong juga merupakan stasiun tertinggi konsentrasi kromiumnya. Berdasrkan dengan nilai baku mutu keputusan gubernur DKI Jakarta Nomor 582 tahun 1995 dan Keputusan Gubernur Jawa barat No. 39 tahun 2000, konsentrasi kromium yang ada di Sungai Ciliwung tidak melebihi baku mutu. Sedangkan untuk pencemaran logam berat pada sedimen belum ada baku mutu, sehingga penulis kesulitan untuk menentukan apakah perairan sungai Ciliwung telah tercemar atau tidak.
C iliwung river quality decrease annually. Industrial waste increasing metal and toxic waste in Ciliwung river. For that reason, many reasearch has been done to control the quality of Ciliwung river., The quality of metal will increase if domestic, tailing waste, agriculture and industrial waste into the river. In water, the dissolving of metal in certain concentration and pH can be toxic source for aquatic life. Chromium is one the metal pollution source in aquatic environment into the river from industrial waste. The controling of chromium in aquatic and sediment are the object to count the quality of Ciliwung river. Sampling done on Mei and Desmber 2005 in 10 station from to Teluk gong. Objecttive of the research is to analyze the chromium concentration in sediment and dissolve from and to compare in regulary. The analyze of DO, temperature, and pH include. The concentration of chromium in dissolve form with Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) on the first sampling is 0,0058 mg/l - 0,0287 mg/l and the second sampling is 0,0022 mg/l - 0,0042 mg/l. The highest chromium concentration is in Teluk Gong. The concentration of chromium in sediment is 0,0013 mg/l - 0,0059 mg/l on the first sampling and the second sampling is 0,0006 mg/l - 0,0048 mg/l. According to regulation of Gubernur DKI Jakarta No. 582/1995 and gubernur Jawa barat No. 39/2000, the concentration dissolve of chromium is below the regulatory. There isn"t any regulatory for sediment quantity of chromium, so the writer didn't make the comparation.