Kajian kualitas perairan sungai Ciliwung ditinjau dari parameter fitoplankton sebagai bioindikator
S ungai Ciliwung berawal dari Gunung Telaga Mandalawangi hingga bermuara di Teluk Jakarta. Di sepanjang aliran sungai terdapat berbagai aktivitas penduduk yang meliputi pertanian, permukiman, industri, perdagangan, intake PAM Pejompongan. Bila tidak dilakukan pengeloaan dengan baik maka akan menyebabkan penurunan kualitas airnya, mengingat pentingnya keberadaan sungai Ciliwung, maka dilakukan penelitian mengenai kualitas perairan sungai dengan mempelajari dan menggunakan fitoplankton sebagai bioindikator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kondisi perairan sungai dengan menganalisis parameter biologi seperti kelimpahan, Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, Indeks Dominasi dan Koefisien Saprobitas serta mengetahui model distribusi kelimpahannya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli - September 2005 pada stasiun yang dibagi menjadi 3 segmen. Pengambilan contoh menggunakan Sedgwick Rafter -Cell. Dari hasil penelitian pereode I diperoleh 4 divisi yang terdiri dari 42 jenis, yaitu 12 jenis divisi Cyanophyta, 25 jenis dari Chlorophyta. 4 jenis dari divisi Chrysophyta dan 1 jenis dari Euglenopyta. Selanjutnya pada periode II, diperoleh 4 divisi yang terdiri dari 45 jenis Euglenopyta. perhitungan Model Distribusi Kelimpahan Fitopankton, menunjukkan bahwa pada periode I dan II model yang sesuai adalah Model Motomura. perhitungan indeks Keseragaman (E) diperoleh hasil yang berbeda pada periode I dan II dimana periode I kondisi ekosistem dalam kategori labil dan stabil, sedangkan pada periode II kondisi ekosistem berada dalam kategori labil. Pada Indeks Keanekaragaman (H) menunjukkan bahwa periode I dan II kondisi perairan Sungai Ciliwung berada dalam kategori setengah tercemar. Indeks Dominasi menunjukkan pada periode I dan periode II jenis fitoplankton didominasi oleh kelas Cyanophyta dan Chlorophyta yang menunjukkan tingkat kesuburan oligotrofik. berdasarkan nilai Koefisien Saprobitas (X) diketahui bahwa Sungai Ciliwung berada dalam kategori tercemar sedang oleh bahan organik dan anorganik. dari hasil penelitian terbukti bahwa fitopankton kurang tepat digunakan sebagai bioindikator pada perairan berarus deras, hal ini terlihat pada stasiun 1 dan 2 di hulu sungai Ciliwung yang berarus deras, sebaliknya fitoplankton sangat baik dijadikan bioindikator pada stasiun 2-10 dimana pada stasiun tersebut arus semakin lambat. Untuk menjaga kelestarian perairan Sungai Ciliwung dapat dilakukan usaha dengan melakukan pengamatan secara periodik dan kontinu pada perairan sungai, menetapkan batas daerah permukiman dan daerah bantaran sungai, penertiban gubug-gubug liar di sekitar Sungai Ciliwung.
C iliwung river stat from the telaga Mandalawangi Montain until into yhe Jakarta bay. Along the river flows, there are many activities of population which consists of agriculture, industry, trading, and Pejompongan PAM Intake, if there's a lack of management, thus, the quality of the water will decreased, considering the magnitude of Ciliwung River, thus, this research was conducted towards the quality of Ciliwung River water by observing and using phytoplankton as bioindicator. The objectives of this research is to observe the quality and the condition of river water by analyzing the biological parameter such as abundance, diversity index, evenness index, domination index, and saprobity coefficient, as well as acknowledging the bundance distribution model. This research was conducted on Juli - september 2005 and 10 stations which were divided into 3 segmens. Sample analysis were held by using the direct count method, tracking from the sirface by use Sedgwick Rafter Cell. the result on the first periode obtained 4 division that consist of 42 species, such as 12 species from the Cyanophyta, 25 species from Chlorophyta, 4 species from Chrysophyta and i species from Englenophyta. Thus, from the second periode, obtained 4 division that consist og 45 species, such as 8 species from the Cyanophyta, 28 species from the Chlorophyta, 5 species from Chrysophyta and 4 species from Euglenophyta division. the measurements most appropriate models is Motomura model. The measurement of Evenness Indexs (E) resulted a different result on the first and second periods, where on the firstperiod, the condition of ecosystem categorized in the unstable and stable categorization, while on the secon period, the of ecosystem categorized in the stable condition. On the diversity indeks (H) showed that on the first and the second periods, the water condition of Ciliwung river was categorized in the polluted categorization. Domination Indeks showed that the first and second period, the type of Phytoplankton was dominted by Cyanophyta and Chlorophyta claases, which showed the fertilization level of Olygotrophic. based on the Saprobity coeficient (X) it was resulted that Ciliwung river that Ciliwung river was categorized ny organic and anorganic materials. From the research result it is evidences that phytoplankton was less approprite to be utilized as the bioindicator on a highly low river, which could be seen on the first and second station on thenarrow side of the Ciliwung river that flow quit heavy, phytoplankton was perceived appropriate to be utilized as the bioindicator on the station 3 - 10, where on those station, the flow was decreased. In order to maintain the water of Ciliwung river, could be done by periodically and continously observing the river, determines the limit of areas and river area.