Pengolahan air limbah sablon menggunakan reaktor berpengaduk dengan adsorben kulit pisang kepok
T eknologi adsorpsi menggunakan karbon aktif alami seperti limbah kulit pisang adalah salah satu teknologi yang efektif untuk menghilangkan, memulihkan, dan mendaur ulang logam dari air limbah. Hal tersebut menjadi suatu keuntungan sebuah industri dalam melakukan pengolahan air limbah dikarenakan karbon aktif alami mempunyai biaya yang relatif lebih murah jika dibandingkan menggunakan karbon aktif konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kulit pisang dalam menyisihkan logam berat dan zat warna menggunakan bak pengaduk (skala pilot). Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap preparasi adsorben dari kulit pisang, pembuatan alat pengaduk, dan air limbah, dilanjutkan dengan penelitian ingin penentuan waktu optimum dan penyisihan logam berat dan zat warna menggunakan AAS, lalu data dianalisis menggunakan metode isoterm dan kinetika adsorpsi. Untuk mengetahui waktu kontak optimum digunakan variasi waktu 15, 30, 60, 75, 90 menit. Hasil menunjukan bahwa kondisi optimum untuk dengan waktu 75 menit diperoleh nilai efisiensi penyisihan logam Cd yang diperoleh sebesar 98,63% dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,38 mg/L. Efektifitas kulit pisang kepok dalam menyerap zat warna menggunakan bak pengaduk pada waktu optimum 90 menit sebesar 97,38%. Metode isoterm yang terpilih oleh adsorben kulit pisang kepok menggunakan bak pengaduk (skala pilot) yaitu isoterm Freundlich dengan nilai R2 0,9727. Model kinetika yang terpilih oleh adsorben kulit pisang kepok skala pilot yaitu orde kedua dengan nilai R2 0,9735. Karbon aktif sebanyak 120g dapat mengolah limbah sebanyak 30L dengan persen penyisihan kadar logam Cd sebesar 98,63% dan zat warna sebesar 97,38%. Biaya oprasional pengolahan air limbah sebulan sebesar Rp.496.500 dan biaya pembelian alat sebesar Rp.2.861.000
A dsorption technology using natural activated carbon such as banana peel waste is one of the effective technologies for removing, recovering, and recycling metals from wastewater. This is an advantage for an industry in treating wastewater because natural activated carbon has a relatively cheaper cost when compared to using conventional activated carbon. The purpose of this study was to determine the effectiveness of banana peels in removing heavy metals and dyes using a stirrer (pilot scale). This study consisted of three stages, namely the preparation of the adsorbent from banana peels, the manufacture of a stirrer, and wastewater, followed by research to determine the optimum time and removal of heavy metals and dyes using AAS, then the data were analyzed using the isotherm method and adsorption kinetics. To determine the optimum contact time used time variations of 15, 30, 60, 75, 90 minutes. The results showed that the optimum conditions for 75 minutes obtained the value of the metal removal efficiency of Cd obtained by 98.63% with an adsorption capacity of 0.38 mg/L. The effectiveness of the kepok banana peel in absorbing the dye using a stirrer at the optimum time of 90 minutes was 97.38%. The isotherm method chosen by the kepok banana peel adsorbent was using a stirrer (pilot scale) namely the Freundlich isotherm with an R2 value of 0.9727. The kinetic model selected by the pilot scale kepok banana peel adsorbent was second order with an R2 value of 0.9735. As much as 120g of activated carbon can treat as much as 30L of waste with a percent removal of Cd metal content of 98.63% and dyes of 97.38%. The operational cost of wastewater treatment in a month is Rp. 496,500 and the cost of purchasing equipment is Rp. 2,861,000