L apangan DPG merupakan lapangan penghasil minyak dan gas bumi yangterletak di Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ulu, sekitar 50 kilometerdari kota Prabumulih di Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian analisakeekonomian pada lapangan DPG bertujuan untuk menganalisis skenario bagihasil yang lebih efisien antara production sharing contract cost recovery yangsaat ini digunakan dengan skema bagi hasil terbaru yang dikeluarkan olehPemerintah Indonesia di tahun 2017 berupa production sharing contract grosssplit mengacu pada Peraturan Menteri ESDM nomor 52 tahun 2017. Perhitungankeekonomian dari kedua skenario kontrak dibuat dan dianalisa perbandinganindikator keekonomian net present value, internal rate of return, pay out time,contractor take, dan government take, serta dilakukan analisis sensitivitasparameter yang berpengaruh terhadap nilai net present value dan internal rate ofreturn. Hasil perhitungan keekonomian menggunakan skenario 1 productionsharing contract cost recovery 2007 hingga 2037 didapatkan net presentvalue10% sebesar 176,60 MMUS$, internal rate of return sebesar 48% dan payout time pada tahun ke 4,9, contractor take sebesar 1331,91 MMUS$ dangovernment take sebesar 1130,00 MMUS$. Sedangkan skenario 2 productionsharing contract cost recovery 2007 hingga 2018 dan dilanjutkan productionsharing contract gross split 2019 hingga 2037 didapatkan net present value10%sebesar 160,95 MMUS$, internal rate of return dan pay out time sama denganskenario 1, contractor take sebesar 1229,69 MMUS$ dan government take sebesar1232,23 MMUS$. Analisa sensitivitas menunjukkan bahwa harga gas danproduksi gas merupakan parameter yang memberikan pengaruh signifikanterhadap keekonomian di kedua skema production sharing contract tersebut.