Penerapan pcs gross split dan analisa lanjut terhadap PP 53 pada wilayah kerja blok PIA
W ilayah kerja blok PIA merupakan wilayah kerja yang habis masa kontraknya dan akan dilakukan perpanjangan kontrak. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Januari 2017 menetapkan Peraturan Menteri mengenai Kontrak Bagi Hasil Gross Split No. 8, sehingga wilayah kerja blok PIA menerapkan kontrak tersebut. Blok ini sebelumnya menggunakan kontrak bagi hasil cost recovery, kemudian pemerintah mengusulkan untuk perpanjang kontrak wilayah kerja blok PIA ini dengan menggunakan kontrak gross split no. 8 yang menjamin pendapatan kontraktor lebih optimal daripada dengan kontrak cost recovery. Kemudian pada akhir tahun 2017, Pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 53, mengenai Perlakuan Perpajakan Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dengan Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Kontrak ini berlangsung selama 20 tahun, yaitu dari tahun 2017 sampai dengan 2036.Terdapat tiga metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan PSC Gross Split No. 8, PSC Gross Split No. 8 dan Peraturan Pemerintah No. 53, dan jika menggunakan perhitungan PSC Cost Recovery. Terdapat perbedaan pada PSC cost recovery dan PSC gross split yaitu pada PSC gross split tidak terdapat pengembalian biaya operasional, melainkan biaya operasional kontraktor terhitung setelah bagi hasil awal atau kontraktor menanggung sendiri pengeluaran yang dilakukannya. Sedangkan pada PSC cost recovery, biaya operasional kontraktor akan dikembalikan pada pendapatan setelah pajak kontraktor. Pemerintah menerapkan kontrak bagi hasil gross split bertujuan agar pendapatan negara bertambah, dan tidak ada pengurangan biaya seperti kontrak cost recoveryDalam perhitungan pendapatan kontraktor dengan kontrak bagi hasil Gross Split No. 8 terdapat penambahan bagi hasil (diskresi) sebesar 5%. Tambahan diskresi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan kontraktor dibandingkan dengan menggunakan kontrak sebelumnya. Sehingga pendapatan bagi hasil awal kontraktor atau base split-nya menjadi 48% untuk minyak dan 53% untuk gas. Sedangkan komponen variabel dan komponen progresif mengikuti ketentuan masing-masing parameternya. Ketentuan pendapatan bagi hasil pemerintah dan kontraktor dengan PSC cost recovery yaitu sebesar 85%:15% untuk minyak bumi dan 70%:30% untuk gas bumi.Setelah peraturan pemerintah berlaku, maka terdapat pajak yang diberlakukan pada wilayah kerja blok PIA, pajak yang berlaku yaitu pajak impor sebesar 17,5% dari 30% capital expenditure, pajak pertambahan nilai (PPN)sebesar 10%, pajak bumi bangunan (PBB) yang dihitung pada operational expenditure, dan perhitungan tax loss carry forward selama 10 tahun. Perhitungan pajak tersebut berdampak pada pendapatan kontraktor. Jika Peraturan Menteri No. 8 sebagai dasar perhitungan (base) atau sebelum dikenakannya pajak-pajak tersebut, maka pajak impor mengurangi pendapatan dan NPV (Net Present Value) dari kontraktor yaitu sebesar 9,10% dan 13,98%. Analisa selanjutnya yaitu dengan menerapkan tax loss carry forward jika penghasilan kontraktor terdapat nilai negatif. Terdapat pendapatan kontraktor bernilai negatif pada tahun 2020 dan 2021, maka pada dua tahun tersebut dikumulatifkan sampai bernilai positif dalam 10 tahun perhitungan. Kemudian blok ini mendapatkan hak eksklusif yaitu berkurangnya pajak perusahaan (coorporate tax) dari 36,25% menjadi 25% untuk pajak penghasilan dengan pajak-pajak yang berlaku. Dengan berkurangnya pajak perusahaan tersebut, meningkatkan pendapatan kontraktor sebesar 18,49% dan nilai NPV menjadi 19,51%. Sehingga total peningkatan pendapatan kontraktor dengan Peraturan Pemerintah No. 53 sebesar 9,32% atau dari 3.108,91 MMUSD menjadi 3.398,61 MMUSD.Dari penelitian yang telah dilakukan penulis, nilai NPV kontraktor dengan kontrak cost recovery sebesar 760,47 MMUSD, sedangkan dengan penerapan kontrak gross split dan analisa PP 53 sebesar 989,55 MMUSD. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil sensitivitas yang paling sensitif yaitu pada hasil produksi, jika hasil produksinya berkurang sebanyak 20% maka NPV kontraktor menjadi 952,64 MMUSD. Dan jika pajak impor ditambah 10% menjadi 27,5% maka nilai NPV kontraktor menjadi 940,16 MMUSD.
T he working area of PIA block is a working area that will be expired and will have an extention contract. In January 2017, The Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) determine the regulation number 8 to 2017, therefore the working area of PIA block will be operated by this regulation. Previously this block used production sharing contract cost recovery, later the government issued for extending this block with the gross split number 8 regulation which guarantee the optimization of contractor take rather than cost recovery contract. In 2017, the government determined the government regulation number 53 regarding to tax treatment of upstream oil and gas business activities using gross split production sharing contracts. This contract will be used for 20 years, from 2017 until 2036.There are three calculation method that will be used on this research there are PSC Gross Split Number 8, PSC Gross Split Number 8 and Government Regulation Number 53, and PSC Cost Recovery. There is a different between PSC cost recovery and PSC gross split. For PSC gross split there is no refund for operational cost, the operational cost will be calculated at first split share or the contractor will be pay for their own expenditure. And for the PSC cost recovery the operational cost will be refund by the contractor revenue after tax. The government determine production sharing contract gross split to increase the government take, and there is no cost reduction like cost recovery contract.On contractor take calculation with gross split number 8 there is an 5% incremental, the aim is to optimize contractor take than the previously contract. Therefore, the base split contractor will be 48% for oil and 53% for gas. Although, the variable component and progressive component following their own parameters. For PSC cost recovery the government and contractor take is 85%:15% for oil and 70%:30% for gas.After the govenrment regulation issued, the tax will be applied for working area of PIA block, the tax are 17,5% import tax from 30% of capital expenditure, 10% value added tax (PPN), property taxes (PBB) from operational expenditure, and calculation of tax loss carry forward for 10 years. This tax calculation will affect the contractor take. If the ministry regulation number 8 used as the basic calculation or before the tax calculated , the impor tax will reduce the contractor take and NPV around 9,10% and 13,98%. Furthermore, this analyzation will be applied tax loss carry forward calculation, this calculation will be applied if the contractor take is negative. In this case, there are negative contractor take which are on 2020 and 2021,therefore for these two years will be accumalted for 10 years calcuation until reach the positive value This block got the exclusive right, there is a decremental for coorporate tax, from 36,25% to 25%. This decremental, will increase the contractor tax around 18,49% and the NPV around 18,49%. The total contractor take with Goverment Regulation Number 53 is 9.32% or from 3.108,91 MMUSD to 3.398,61 MMUSD.From this research, the contractor NPV value with cost recovery is 760,47 MMSUD, and if using the gross split contract and govermnent regulation number 53 is 989,55 MMUSD. In this research, the most sensitive value from the tornado diagram of sensitivity is production result, if the production result decrease 20%, therefore the contractor NPV will be 952,64 MMUSD. If there is 10% additional import tax, the tax will become 27,5%, and the value of contractor NPV become 940,16 MMUSD.