DETAIL KOLEKSI

Analisis tekno ekonomi pembuatan mini Liquefied petroleum gas (LPG) dari gas suar di lapangan "XX"

0.0


Oleh : Dina Mutia Sari

Info Katalog

Nomor Panggil : 951/TP/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Dwi Atty Mardiana

Pembimbing 2 : -

Subyek : Petroleum engineering;Liquefied petroleum gas

Kata Kunci : flare gas, liquefied petroleum gas (lpg), net present value (npv), internal rate of return (irr)

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TM_071001400180_Halaman-Judul.pdf 20
2. 2018_TA_TM_071001400180_Bab-1.pdf 2
3. 2018_TA_TM_071001400180_Bab-2.pdf 28
4. 2018_TA_TM_071001400180_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_TM_071001400180_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_TM_071001400180_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_TM_071001400180_Daftar-Pustaka.pdf 2
8. 2018_TA_TM_071001400180_Lampiran.pdf

G as suar bakar adalah gas hidrokarbon yang dihasilkan oleh kegiatan eksplorasi dan produksi yang kemudian dibakar karena tidak dapat diproses fasilitas produksi. Gas ini umumnya hanya dibakar sehingga terbuang percuma dan meningkatkan kadar CO2 di udara bebas. Gas suar bakar bersumber dari pemisahan fraksi gas hasil stabilisasi kondensat yang dikumpulkan di stasiun pengumpul. Pemanfaatan gas suar suatu lapangan migas berpotensi untuk menambah nilai keekonomian lapangan dengan pemenuhan kebutuhan Liquefied Petroleum Gas (LPG) domestik, mengurangi beban polusi di lingkungan sekitar, membantu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional serta menaati aturan zero flare gas. Gas suar bakar tersebut dapat diolah untuk menghasilkan gas metana untuk kemudian dikompresi menjadi Liquified Petroleum Gas (LPG) dan Compressed Natural Gas (CNG) hasil dari pencairan gas propana dan butana.Analisa teknis dan keekonomian atas kelayakan pembangunan mini LPG berbahan baku gas suar dengan kapasitas 1,5 MMSCFD dari Lapangan “XX” dihasilkan dari dua fasilitas produksi yang disebut dengan Stasiun Pengumpul (SP) yaitu SP-998 dan SP-XX yang akan dilakukan pada penelitian ini. SP-998 menghasilkan gas ikutan sekitar 1 MMSCFD sedangkan SP-XX memproduksi gas ikutan sekitar 0.5 MMSCFD. Analisa keekonomian menggunakan indikator, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Out Time (POT) dan Profitability Index (PI) atas investasi yang dikeluarkan meliputi biaya kapasitas dan biaya operasional. Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengetahui perubahan laju alir gas suar dan biaya operasional terhadap keekonomian proyek.Hasil simulasi pembuatan mini LPG plant kapasitas 1,5 MMSCFD dengan biaya investasi sebesar Rp. 66,36 miliar, akan menghasilkan produk LPG sebesar 12,88 ton per hari, kondensat 6,64 barrel per hari, dan CNG 20,63 ton per hari. Indikator keekonomian menunjukkan bahwa investasi tersebut akan menghasilkan Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 52,37 miliar, Internal Rate of Return (IRR) 43%, Pay Out Time (POT) 1,8 tahun dan Profitability Index (PI) sebesar 0,79.Hasil analisa sensitivitas terhadap kilang LPG mini di Lapngan “XX” yang bertujuan untuk melihat indikator keekonomian dalam beberapa parameter seperti IRR, POT, NPV dan PI atas perubahan laju alir gas suar dan biaya operasional dengan rentang -40% sampai 30%, menunjukkan bahwa jika kapasitas input di bawah 1,2 MMSCFD maka pengembangan mini LPG Plant menjadi tidak ekonomis dengan nilai PI < 1, meskipun nilai IRR sebesar 27 % , NPV Rp. 25,66 miliar dan POT 2,3 tahun

A gas flare is hydrocarbon gas thas is produced by exploration and production activities. Next, this gas is burned becas it can not be handled by production facilities. Normally, this gas only is burned so that wasted and increase CO2 level in the air.a gas flare is sourced from separation of gas fractionation that is resulted condensate stabilization that is collected at gathering station. Gas flare utilization in oil and gas industries has potensial to increase energy resistance and obey the rules of the zero flare gas. A gas flare can be processed to produce methane and next it can be compressed becomes LPG and CNG, the result of liquefaction of propane and butane. Technical analysis and economics development feasibility of making mini LPG from flare gas with capacity 1.5 MMSCFD at site XX is obtained by two production facilities that is talled gathering station, namely SP-998 and SP-XX that have been done in this research. SP-998 produces associated gas about 1 MMSCFD meanwhile SP-XX generates associated gas about 0.5 MMSCFD. Economic analysis uses indicators which are NPV, IRR, POT and PI for the investation including capacity cost and operational cost. Sensitivity analysis has done to know alteration rate of gas flare and operational cost to project economics.The result of simulation of mini LPG plant that has capacity 1.5 MMSCFD with investment cost is IDR 66.36 billion, will produce LPG 12.88 ton per day, condensate 6.64 barrels per day, and CNG (Compressed Natural Gas) is 20.63 ton per day. Economic indicators show that such investments will produce: Net Present Value (NPV) 52.37 billion, Internal Rate of Return (IRR) 43%, Pay Out Time (POT) 1.8 year and Profitability Index (PI) 0.79. The result of sensitivity analysis of mini LPG plant at site XX is to know the economic indicator in terms of some parameters such as IRR, POT, NPV and PI for the alteration rate of gas flare and operational cost between -40% to 30%, it shows that if input capacity less than 1.2 MMSCFD thus development of mini LPG plant becomes not efficient (not economical) with PI valve is less than 1 (PI < 1), although IRR valve is 27%, NPV valve is Rp 25.66 billion and POT valve is 2.3 years.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?