Analisis tekno ekonomi operasional pembangkit listrik tenaga hibrida antara PLTD dan PLTS di Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur
P embangkit listrik yang tersedia di Indonesia cenderung masih menggunakan sumber energi fosil sebagai bahan bakar utamanya. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah kepulauan yang membuat banyaknya persebaran pembangkit listrik yang tersedia untuk memenuhi pasokan listrik di wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya rugi daya akibat adanya beban tak seimbang dan panjangnya saluran distribusi yang menyebabkan pengeluaran cost operation and maintenance yang lebih besar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengintegrasikan dua jenis pembangkit atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) untuk menekan masalah yang ada baik dari sisi teknis maupun ekonomis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kerja pembangkit listrik pada aspek teknis maupun ekonomis pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida antara Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perbandingan biaya pembangkitan energi, jumlah konsumsi bahan bakar diesel, besar Net Present Value, serta emisi yang dihasilkan antara PLTD dan PLTS. Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan serta mengumpulkan data evaluasi kerja pembangkit di wilayah Sumba Tengah antara PLTD dan PLTS. Selanjutnya, dilakukan perhitungan dengan rumus-rumus terkait dengan data yang ada untuk mengetahui evaluasi kerja pembangkit listrik pada aspek teknis maupun ekonomis. Setelah perhitungan dilakukan, maka dapat dilakukan analisis dengan melihat perbandingan yang didapatkan pada hasil perhitungan PLTD dan PLTS. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya bantuan suplai energi listrik dari PLTS sebesar 10,369,080 kWh/tahun dengan kontribusi suplai daya sebesar 8,43% yang menyebabkan adanya pengurangan konsumsi BBM sebesar 2,973,383.55 liter/tahun dengan persentase penghematan sebesar 8,8% per tahun dan penghematan biaya untuk bahan bakar yang semula sebesar Rp.372.699.756.000,00/tahun menjadi Rp.339.992.536,95/tahun. Cost of Energy dari PLTD PLN dan PLTD Sewa masing masing didapatkan sebesar Rp.3.568,00/kWh dan Rp.3.21,00/kWh. Dari sisi emisi gas CO2 didapatkan hasil adanya pengurangan emisi gas sebesar 8,325,965.94 kgCO2/tahun.
P ower plants available in Indonesia tend to still use fossil energy sources as their main fuel. East Nusa Tenggara (NTT) is an archipelago that makes a lot of distribution of power plants available to meet the electricity supply in the region. This can cause power losses due to unbalanced loads and long distribution lines that cause greater operation and maintenance costs. One of the efforts made is to integrate two types of plants or Hybrid Power Plants (PLTH) to reduce existing problems both from a technical and economic perspective. Based on this background, this study aims to determine the evaluation of the work of power plants in technical and economic aspects in the Hybrid Power Plant system between PLTD and PLTS in Central Sumba, East Nusa Tenggara. This study also aims to determine the comparison of energy generation costs, the amount of diesel fuel consumption, the amount of Net Present Value, and the emissions generated between PLTD and PLTS. This research was conducted by field observation and collecting data on the evaluation of power plant work in the Central Sumba region between PLTD and PLTS. Furthermore, calculations are carried out with formulas related to existing data to determine the evaluation of the work of power plants in technical and economic aspects. After the calculation is done, it can be analyzed by looking at the comparison obtained in the calculation results of PLTD and PLTS. The results of this study indicate that there is assistance in the supply of electrical energy from PLTS amounting to 10,369,080 kWh / year with a power supply contribution of 8.43% which causes a reduction in fuel consumption of 2,973,383.55 liters / year with a percentage of savings of 8.8% per year and cost savings for fuel which originally amounted to Rp.372,699,756,000.00 / year to Rp.339,992,536.95 / year. Cost of Energy from PLTD PLN and PLTD Sewa were obtained at Rp.3,568.00/kWh and Rp.3,21.00/kWh, respectively. In terms of CO2 gas emissions, the results showed a reduction in gas emissions of 8,325,965.94 kgCO2/year.