S el punca telah banyak diteliti dan digunakan dalam bidang kedokteran regeneratif. Sel punca merupakan sel yang belum berdiferensiasi, mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi. Sel tersebut dapat ditemukan di berbagai macam jaringan salah satunya adalah pulpa gigi. Dengan kemampuan diferensiasi, sel punca dapat digunakan untuk meregenerasi jaringan yang rusak. Peneliti di Indonesia telah mengisolasi dan mengkultur sel punca pulpa dari gigi molar ketiga yang impaksi (SPPM3). Melalui penelitian tersebut diketahui bahwa SPPM3 memiliki kemampuan osteogenesis dan mengekspresikan cluster of differentiation (CD)117. Akan tetapi penelitian tersebut tidak melaporkan morfologi SPPM3, yaitu ukuran dan granularitas sel. Pada penelitian ini, ukuran dan granularitas SPPM3 diperiksa menggunakan flow cytometer. Pertama-tama dilakukan thawing dan kultur SPPM3, lalu dilanjutkan dengan pemisahan SPPM3. Kemudian SPPM3 dimuatkan pada FACSCanto II yang dilanjutkan dengan analisa hasil gating. Kedua parameter yaitu forward scatter (FSC) dan side scatter (SSC) ditampilkan dalam scatter plot dan dianalisis lebih lanjut. Parameter FSC menunjukkan ukuran sel, sedangkan SSC menunjukkan granularitas dari sel. Hasil analisis flow cytometry menunjukkan bahwa ukuran SPPM3 berkisar dari 75 sampai 230 dan granularitas SPPM3 berkisar dari 27 sampai 203. Ukuran dan granularitas SPPM3 berbeda dibandingkan dengan SPM dari jaringan-jaringan lain. Ukuran dan granularitas SPM dari setiap sumber adalah berbeda. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan ekspresi marker SPM dan ekspresi senescenceassociated marker.