DETAIL KOLEKSI

Etika kedokteran gigi dan penularan HIV (Studi pustaka)

5.0


Oleh : Yonathan Alvin

Info Katalog

Nomor Panggil : 174.2 ALV e

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : Dr. Danny Wiradharma, SH., MS.

Subyek : Ethics

Kata Kunci : Ethics, infectious diseases, dentistry, HIV

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TA_KG_04010215_Halaman-Judul.pdf
2. 2014_TA_KG_04010215_Bab-1.pdf 2
3. 2014_TA_KG_04010215_Bab-2.pdf
4. 2014_TA_KG_04010215_Bab-3.pdf
5. 2014_TA_KG_04010215_Bab-4.pdf
6. 2014_TA_KG_04010215_Daftar-Pustaka.pdf -1

K eseimbangan antara kewajiban dan hak merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut juga berlaku dalam dunia medis. Sejak tahun 1993, pemerintah Inggris mengeluarkan ketentuan di mana setiap tenaga medis dengan HIV positif harus berhenti melakukan prosedur rawan paparan terhadap pasien untuk melindungi pasien terhadap penularan HIV. Sedangkan dokter gigi yang terinfeksi hepatitis B dengan viral load rendah dapat terus melakukan perawatan, dan fakta bahwa Hepatitis B 100 kali lebih menular dibandingkan dengan HIV. Di samping itu mereka yang ingin menjadi mahasiswa kedokteran gigi tetapi mengidap HIV, tidak diperbolehkan untuk mendaftarkan diri pada bidang studi kedokteran gigi. Ketidakseimbangan antara kewajiban dan hak dokter dan pasien ini terasa sangat tidak seimbang. karena dokter tidak diperbolehkan mendiskriminasi pasien, sedangkan dokter dengan HIV positif tidak diperbolehkan melakukan prosedur perawatan. Bukti bukti nyata menunjukkan penularan HIV pada praktik kedokteran gigi memiliki kemungkinan sangat kecil. Pedoman yang melarang tenaga medis dengan HIV positif untuk melakukan prosedur rawan paparan dihapus pada tahun 2014 dan mereka, termasuk dokter gigi dengan HIV positif dapat terus berpraktik dengan syarat-syarat tertentu. Studi pustaka ini dimaksudkan untuk membahas lebih jelas mengapa ketentuan tersebut tidak adil dan penghapusan ketentuan tersebut dinilai sebagai keputusan yang tepat.

T he balance between the obligations and rights is something that is very necessary in social life. This is also applies in medical world. Since 1993, the British government issued a regulation that every HIV-positive medical worker should stop doing exposure prone procedures on patients to protect patients against the transmission of HIV. While Hepatitis B infected dentists with a low viral load can still perform exposure prone procedures, and the fact that Hepatitis B is 100 times more infectious than HIV. Moreover those who want to be a dental student but have HIV, are not allowed to enroll in the study field of dentistry. The imbalance between obligations and rights of doctors and patients feels very unfair. Doctors are not allowed to discriminate patients, whereas HIV positive dentist not allowed to perform treatment procedures. Evidences clearly shown that HIV transmission in dental practice has a very small possibility. The guidelines that prohibit HIV-positive medical workers to perform exposure prone procedures are lifted in 2014 and medical workers, including dentist with HIV positive can continue to practice with certain conditions. This literature study is intended to discuss more clearly why the guidelines are unfair and decision to lift the guidelines is considered as the right decision

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?