Perbandingan ekstrak kulit musa paradisiaca pada fraksi etanol dan etil asetat terhadap zona hambat pertumbuhan enterococcus faecalis
T anaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari Asia Tenggara. Buah pisang sering diolah dalam bentuk gorengan, keripik, dan makanan olahan pisang lainnya. Pada umumnya, kulit dari buah pisang akan langsung dibuang setelah dikonsumsi. Padahal, kulit pisang mempunyai potensi besar sebagai bahan obat-obatan, serta bahan antibakteri untuk menghambat bakteri yang terdapat pada rongga mulut. Enterococcus faecalis merupakan salah satu bakteri yang dapat ditemukan di dalam rongga mulut. Bakteri ini sering ditemukan terisolasi dalam saluran akar gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek antibakteri ekstrak kulit Mparadisiaca fraksi etanol dan etil asetat terhadap pertumbuhan bakteri Efaecalis yang dibiakan . pada media agar Mueller-Hinton dengan metode difusi sumuran dan diukur dengan melihat zona hambat yang terbentuk dari 6 perlakuan, yaitu fraksi etanol dan etil asetat dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% yang diinkubasi selama 24 jam, akuades, klorheksidin 0.2%, tetrasiklin 2%, dan NaOCI 2.5% digunakan sebagai kontrol. Zona hambat yang ditunjukkan oleh fraksi etanol pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% secara berturut-turut adalah 19.64 mm, 19.75 mm, dan 19.93 mm. Sedangkan pada fraksi etil asetat dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% mempunyai diameter zona hambat sebesar 19.44 mm, 19.58 mm, dan 19.84 mm. Terdapat pengaruh yang signifikan pada bahan ekstrak kulit Mparadisiaca terhadap bakteri Efaeca/is berdasarkan uji statistik one-way ANOVA (p < 0.05). Berdasarkan uji Post-hoc fraksi etanol dan etil asetat memiliki efektivitas zona hambat yang sama terhadap Efaecalis. Diharapkan penelitian tentang ekstrak kulit pisang dapat digunakan sebagai desinfektan untuk berbagai macam bakteri.
B anana plants (Musa paradisiaca) is one of tropical fruit plants that easily could be found in South East Asia. It could be processed to various ways, started from fried, chips and still more. In general, the peel would be thrown out and mostly all of us took the fruit only. In fact, banana peel has a great potential as materials for medicine, as well as material antibacterial to reduce bacteria in the oral cavity. One of bacterium that can be found in the cavity of the mouth is Enterococcus faecalis, which often found isolated in the root canal teeth. This research have purpose to identify and make comparison the effect of antibacterial extract the peel of Mparadisiaca fraction ethanol and ethyl acetate in some concentration on the growth of Efaecalis that been fertile in a media to Mueller-Hinton by using the agar diffusion method and measured by looking at an inhibition zone. It will result 6 types of treatments. Which is the fraction of ethanol and ethyl acetate by concentration of the 5%, 10%, 15% of that is in incubation for 24 hours, aquadest, chlorhexidine 0.2%, tetracycline 2% and NaOCl 2.5% used as control. An inhibition zone shown by fraction at concentrations ethanol 5%, 10%, and 15% respectively is 19.64 mm, 19.75 mm, and 19.93 mm. Fraction while in ethyl acetate by concentrations of 5%, 10%, and 15% of the diameter of an inhibition zone are 19.44 mm as much as, 19.58 mm, and 19.84 mm. There are significant effect on the material extract of banana peel against bacteria Efaecalis based on statistical tests one-way ANOVA (p<0.05). Based on Post-Hoc test, the fraction of ethanol and ethyl acetate have same effectiveness of an inhibition zone of Efaecalis. The research on the banana peel extract is expected to be used as a disinfectant to many different kinds of bacteria.