DETAIL KOLEKSI

Studi laboratorium pengaruh penambahan pelepah pisang dan kwik sebagai LCM thd sifat-sifat fisik lumpur pada temperatur tinggi

5.0


Oleh : Chrisnantyo Agam Anggoro

Info Katalog

Nomor Panggil : 972/TP/2018

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Abdul Hamid

Pembimbing 2 : Pauhesti

Subyek : Drilling;Oil technic

Kata Kunci : lost circulation, water based mud, lcm, fibrous, banana fronds and kwik seal

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_TM_071.11.083._Halaman-Judul.pdf 15
2. 2018_TA_TM_071.11.083_Bab-1.pdf 2
3. 2018_TA_TM_071.11.083_Bab-2.pdf
4. 2018_TA_TM_071.11.083_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_TM_071.11.083_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_TM_071.11.083_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_TM_071.11.083_Daftar-Pustaka.pdf 1
8. 2018_TA_TM_071.11.083_Lampiran-.pdf

L umpur pemboran merupakan salah satu peranan penting dalam proses pemboran, dari awal pemboran hingga saat mencapai kedalaman yang dituju,sehingga dapat membantu kelancaran proses pemboran. Karena lumpur pemboran memiliki peranan dalam kegiatan pemboran, maka perlu adanya analisa mengenaipotensi masalah yang dapat timbul dari lumpur pemboran. Adapun potensi masalah lumpur pemboran salah satunya mengenai kehilangan lumpur pemboran (lost circulation). Dalam menangani masalah lost circulation terdapat beberapa metode yang dapat mengasi masalah tersebut. Salah satu cara untuk mencegah kehilangan lumpur pemboran tersebut ialah dengan menggunakan metode LCM(Lost Circulation Matrial). Metode LCM terdiri dari beberapa kategori yang pertama adalah bahan fibrous (berserat) memiliki kekauan sehingga dapat menyumbat celah-celah pori yang bisa menyebabkan lumpur masuk ke dalamnya, bahan yang kedua adalah flaky (bersepih) yang dapat menghambat lost circulation dengan menyumbat di seluruh bukaan formasi dan menyegelnya, yang ketiga slurries yang merupakan campuran dari minyak-bentonite, semen hidrolik,umumnya terlihat di zona loss yang memungkinkan slurries tersebut mengeras, sehingga dapat menyegel formasi yang bocor. Pada penelitian ini digunakan pelepah pisang dan kwik seal sebagai bahan LCM. Kedua bahan tersebut masuk kedalam kategori bahan fibrous. Maksud dan tujuan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui pengaruh keefektifitas dari bahan LCM pelepah pisang dan kwik seal dalam menanggulangi permasalahan kehilangan lumpur pemboran. Pada penelitian ini komposisi lumpur dibagi menjadi tiga, yang pertama komposisi lumpur dasar dengan bahan-bahan yang digunakan ialah air tawar, soda ash, Bentonite, KOH, Bentonite Extender, dan CMC-HV, untuk komposisi yang kedua lumpur yang digunakan sama dengan lumpur dasar, hanya saja ditambahkan bahan LCM pelepah pisang dengan tiga sistem, sistem A1 dengan pelepah pisang1 gram, sistem A2 dengan pelepah pisang 3 gram, sistem A3 dengan pelepah pisang 5 gram, dan untuk komposisi yang ketiga juga sama, hanya ditambahkan bahan LCM kwik seal dengan tiga sistem, sistem B1 dengan kwik seal sebanyak 1gram, sistem B2 dengan kwik seal 3 gram, sistem B3 dengan kwik seal 5 gram. Komposisi lumpur yang digunakan mempunyai fungsi masing-masing, berikut ialah komposisi lumpur yang digunakan beserta fungsinya, soda ash berfungsi untuk menetralisi kalsium di dalam lumpur, bentonite berfungsi meningkatkan viskositas, membentuk mud cake, KOH berfungsi sebagai pengontrol pH filtrate,bentonite extender berfungsi sebagai membantu menaikan gel strength, CMC-HV berfungsi sebagai meningkatkan viskositas, dan bahan-bahan LCM (lost circulation matrial) seperti pelepah pisang dan kwik seal berfungsi untuk mengatasi masalah kehilangan lumpur pemboran (lost circulation). Pada semua sistem lumpur tersebut tersebut diuji pada kondisi temperatur yang berbeda-beda, dimulai dari temperatur ruangan 800F kemudian mengalami kenaikan dengan temperatur tertinggi 2500F. Tujuan dari perubahan temperatur tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan temperatur (untuk mewakili setiap kedalaman sumur) terhadap lumpur pada saat sebelum dan sesudah ditambahakan LCM. Berdasarkan dari hasil penelitian kesimpulan yang didapat adalah,dengan penambahan kwik seal sebanyak 1 gram, dan 3 gram pada sistem B1 dan B2 dapat memenuhi hasil standar spesifikasi pada temepratur 2500F. Pada sistem B1densitas 8,55 ppg, viskositas 48 second/quart, plastic viscosity 7 cp, yield point 13cp, gel strength 10 detik 4 lb/100ft2, gel strength 10 menit 8 lb/100ft2, API waterloss 30 menit 11,6 cc, mud cake 0,7 mm, dan pH filtrate 9,5.Pada sistem B2 denistas 8,48 ppg, viskositas 53 second/quart, plastic viscosity 9 cp, yield point 14 cp, gel strength 10 detik 5 lb/100ft2, gel strength 10menit 9 lb/100ft2, API water loss 10,8 cc, mud cake 1 mm, dan pH filtrate 8,5. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa sistem lumpur B memenuhi spesifikasi dimana nilai sifat fisik dan rheologinya dapat memenuhi standar. Sedangkan sistem A, sebagian besar tidak memenuhi spesifikasi. Dapat digaris bawahi bahwa sistem B atau kwik seal efektif dalam menangani lost circulation.

D rilling mud is one of the important roles in the drilling process, from the beginning of drilling to when it reaches the intended depth, so that it can help smooth the drilling process. Because drilling mud has a role in drilling activities,it is necessary to analyze the potential problems that can arise from drilling mud.The potential problem is drilling mud, one of them is the loss of drilling mud (lost circulation). In dealing with loss circulation problems there are several methods that can solve this problem. One way to prevent the loss of drilling mud is to use the LCM method (Matrial Lost Circulation). The LCM method consists of several categories, the first is fibrous (fibrous) material having the ability to clog the pores that can cause mud to enter, the second material is flaky which can in hibit loss circulation by lying in all formations and seal it, the third slurries included are a mixture of oil-bentonite, hydraulic cement, generally seen in the loss zone which allows the slurries to harden, so that it can seal the leaked formation. In this research, Banana midrib and Kwik Seal were used as LCM materials. Both ingredients fall into the fibrous material category.The purpose and purpose of this final project is to determine the effectivity of the effectiveness of the LCM banana and quack seal material in overcoming the problem of drilling mud loss. In this study the composition of sludge was divided into three, the first composition of base sludge with materials used were Fresh Water, Soda Ash, Bentonite, KOH, Bentonite Extender, and CMC-HV, for the second composition of sludge which was used the same as base sludge , it's just added the LCM banana midrib with three systems, A1 system with 1 gram banana midrib, A2 system with 3 gram banana midrib, A3 system with 5 gram banana midrib, and for the third composition the same is only added LCM kwik seal material with three systems, B1 system with 1 gram quik seal, B2 system with 3gram quik seal, B3 system with 5 gram quik seal. The composition of the sludge used has its own function, here is the composition of the sludge used and its function, soda ash serves to neutralize Cal in the mud, bentonite serves to increase viscosity, form mud cake, KOH functions as a filtrate pH controller,bentonite extender serves as a help raising gel strength, CMC-HV functions as increasing viscosity, and LCM (lost circulation matrial) materials such as banana midrib and quik seal seal function to overcome lost circulation drilling problems.In all the sludge systems were tested at different temperature conditions,starting from 800F room temperature and finally with the highest temperature of2500F. The purpose of the temperature change is to determine the effect of temperature changes (to represent each well depth) to the mud before and after the LCM is added.Based on the results of the research the conclusions obtained are, with the addition of quik seals as much as 1 gram, and 3 grams on systems B1 and B2 canmeet the results of standard specifications on 2500F samples. In B1 system the density is 8.55 ppg, viscosity is 48 second / quart, plastic viscosity is 7 cp, yield point is 13 cp, gel strength is 10 seconds 4 lb / 100ft2, gel strength is 10 minutes 8lb / 100ft2, API water loss is 30 minutes 11, 6 cc, mud cake 0.7 mm, and filtrate pH 9.5.In the B2 denistas 8.48 ppg system, viscosity is 53 second / quart, plasticv is cosity is 9 cp, yield point is 14 cp, gel strength is 10 seconds 5 lb / 100ft2, gel strength is 10 minutes 9 lb / 100ft2, API water loss is 10.8 cc , the mud cake is 1mm, and the filtrate pH is 8.5.The conclusion of this study is that the mud system B meets specifications where the physical and rheological properties can meet the standards. While system A, most do not meet specifications. It can be underlined that the B or Q wikseal system is effective in handling lost circulation.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?