Studi laboratorium penambahan styrofoam sebagai LCM thd sifat-sifat fisik lumpur berbahan dasar bentonite HVN
D alam kegiatan pengangkatan minyak dan gas bumi, diperlukan suatu tindakan pemboran. Pemboran adalah suatu kegiatan untuk mengankat fluida dan gas dari reservoir ke atas permukaan sehingga dapat diproduksi. Persyaratan utama yangharus dipenuhi dalam operasi pemboran sumur minyak dan gas adalah mencapai kedalaman dengan cepat sesuai dengan yang targetkan, ekonomis dan aman. Dalam hal ini lumpur pemboran memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai target yang diinginkan. Oleh karena itu ada sifat-sifat fisik lumpur yang harus dipenuhi dalam pemilihan jenis lumpur pemboran. Dalam operasi pengeboran,lumpur memegang peranan penting. Penggunaan lumpur sangat berpengaruh terhadap kecepatan pemboran, effisiensi pemboran, keselamatan kerja, dan biaya pemboran. Fungsi lumpur dapat berjalan dengan baik apabila sifat-sifat dan kimia lumpur tersebut sesuai dengan kondisi formasi. Lumpur pemboran mempunyai 3(tiga) jenis, di antaranya yaitu, lumpur berbahan dasar gas (gaseous drilling fluid),lumpur berbahan dasar minyak (oil-based mud) dan lumpur berahan dasar air (water-based mud). Lumpur dengan bahan dasar air dibagi menjadi 2 (dua) macam,yaitu : lumpur pemboran berbahan dasar air asin dan lumpur pemboran berbahan dasar air tawar.Kehilangan fluida pengeboran secara tiba-tiba dan bersamaan di dalam tekanan sumur dapat menyebabkan formasi batuan menjadi tidak stabil, dan dapat menyebabkan semburan liar, yang mengakibatkan kerusakan pada sumur dan peralatan serta cedera pada pekerja. Hilang sirkulasi atau lost circulation yaitu sebagian lumpur atau semua dalam sirkulasinya dan masuk ke formasi. Secara ilmiah masuknya lumpur pemboran ke dalam formasi bisa diakibatkan, karena diakibatkan secara mekanis yang disebabkan kesalahan operasi pemboran maupun tekanan formasi dan jenis yang ditembus mata bor maupun. Berdasarkan keadaan ini, lost circulation dapat dibagi menjadi dua, yaitu total lost dan partial Lost. Fluida pengeboran biasanya akan mencakup komponen yang bertindak sebagai agent penghubung di seluruh bukaan di formasi batuan, yang secara fisik menyumbat bukaan-bukaan tersebut dengan masuk ke dalam lubang dan mencegah lebih banyak fluida pengeboran untuk menembus. Agent ini biasanya disebut sebagai Lost Circulation Materials (LCM). Adapun berbagai macam variasi yang dapat digunnakan sebagai LCM. Variasi tersebut dapat dibagi menjadi 4 katagori : bahan granular (berbutir), slurries (bubur), fibrous (berserat), dan flaky (berserpih). Pada penelitian ini LCM yang digunakan adalah styrofoam dan diamati sifat-sifatfisik dari lumpur pemboran meliputi densitas, viskositas, rheologi, gel strength, laju tapisan, tebal mud cake dan pH. Berdasarkan hasil yang di dapat penambahan styrofoam sebagai LCM dapat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dari lumpur berbahan dasar bentonite. Perbandingan variasi massa mepengaruhi sifat-sifat lumpur berbahan dasar bentonite. Semakin banyak jumlah LCM yang ditambahkan semakin meningkat juga nilai viskositas dan semakin tinggi temperature maka akan menurunkan nilai viskositasnya. Penambahan styrofoam ke dalam lumpur dasar membuat densitas lumpur cenderung menurun namun dengan peningkatan temperatur setelah lumpur dipanaskan sampai dengan suhu 243°F. Harga YP mengalami trend penurunan baik pada setiap komposisi setelah dipanaskan, hal ini berkaitan dengan menurunnya nilai Plastic Viscosity yang berimbas pada penurunan nilai Yield Point. Harga gel strength ideal berkisar antara 10-16lb/100ft², jika dilihat dari hasil percobaan, maka harga gel strength mengalami penurunan akibat kenaikan temperatur namun tetap stabil. Pemanasan lumpur pemboran menyebabkan turunnya kadar pH dari lumpur itu sendiri, namun dengan dicampurkannya zat pH control yaitu Caustic Soda, maka pH lumpur pemboran akan tetap terjaga pada kondisi basa, yaitu berkisar 8.5-11.
I n the activity of lifting oil and gas, a drilling action is needed. Drilling is an activity to lift fluid and gas from the reservoir to the surface so that it can be produced. The main requirement that must be met in the operation of drilling oil and gas wells is to reach depth quickly in accordance with the target, economical and safe. In this case drilling mud has a very important role in achieving the desired target. Therefore there are physical properties of mud that must be fulfilled in the selection of drilling mud types. In drilling operations, mud plays an important role. The use of sludge greatly affects the speed of drilling, drilling efficiency, work safety, and drilling costs. The function of mud can run well if the properties and chemistry of the mud are in accordance with the conditions of the formation. Drilling mud has 3 (three) types, including, gas-based mud (gaseous drilling fluid), oil-based mud (water-based mud) and water-based mud (water-based mud). Mud with water-based material is divided into 2 (two) types, namely: drilling mud made from salt water and drilling mud made from fresh water. Sudden and simultaneous fluid losses in well pressure can cause rock formations to become unstable, and can cause wild bursts, which cause damage to wells and equipment and injury to workers. Lost circulation or lost circulation which is part of the mud or all in circulation and goes into formation. Scientifically the inclusion of drilling mud into the formation can be caused, because it is caused mechanically due to drilling operation errors as well as the formation pressure and type penetrated by the drill bit or. Based on this situation, lost circulation can be divided into two, namely total lost and partial Lost. Drilling fluids will usually include components that act as connecting agents throughout the openings in rock formations, which physically clog the openings by entering the hole and preventing more drilling fluid from penetrating. This agent is usually referred to as Lost Circulation Materials (LCM). The various variations that can be used as LCM. These variations can be divided into 4 categories: granular (grained) material, slurries (porridge), fibrous (fibrous), and flaky (flakes). In this study the LCM used was styrofoam and observed physical properties of drilling mud including density, viscosity, rheology, gel strength, filter rate, mud cake thickness and pH. Based on the results obtained by the addition of styrofoam as LCM can affect the physical properties of bentonite-based sludge. Comparison of variations in mass affects the properties of bentonite-based sludge. The more number of LCM added, the higher the viscosity value and the higher the temperature, the lower the viscosity value. The addition of styrofoam into the bottom sludge makes the density of the mud tend to decrease but with an increase in temperature after the mud is heated to a temperature of 243 ° F. YP prices experience a good downward trend in each composition after being heated, this is related to the decrease in the value of Plastic Viscosity which impacts on decreasing the value of Yield Point. The ideal price of gel strength ranges from 10-16lb / 100ft², when viewed from the results of the experiment, the price of gel strength has decreased due to rising temperatures but remains stable. Heating drilling mud causes a decrease in the pH level of the mud itself, but with a mixture of pH control, Caustic Soda, the pH of drilling mud will be maintained in alkaline conditions, which ranges from 8.5-11.