Hubungan asupan vitamin D dengan kejadian sindroma pramenstruasi pada wanita usia reproduktif
S indroma Pramenstruasi (PMS) merupakan masalah yang umum terjadi pada wanita usia reproduktif (15-49 tahun) yang sering menyebabkan keterbatasan aktivitas sehari-hari. PMS adalah sindrom yang mencakup campuran gejala somatik dan psikologis yang signifikan secara klinis selama fase luteal dari siklus menstruasi (7-14 hari sebelum menstruasi), dan dapat menyebabkan gangguan substansial dan penurunan kapasitas fungsional.Hingga saat ini belum ada terapi untuk mencegah dan mengatasi masalah PMS, namun terapi vitamin D menjadi terapi yang dianggap aman, efektif dan terjangkau dibandingkan terapi lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan vitamin D dan karakteristik usia serta usia menarche dengan kejadian PMS .Dengan metode deskriptif analitik, penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional. Kuesioner Shortened Premenstrual Symptoms Assessment Form (SPAF) digunakan untuk menilai kejadian PMS dan Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) digunakan untuk menilai asupan vitamin D pada subjek. Sampel pada penelitian ini adalah 89 subjek yang dipilih dengan teknik Consecutive Non-random Sampling. Analisis hasil penelitian menggunakan metode Chi-square dan Fisher’s exact test.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan asupan vitamin D dengan kejadian PMS (p=0,00; p<0,05). Hasil lain menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan kejadian PMS(p=0,045; p<0,05. Sementara usia menarche tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian PMS.(p=0,103; p>0,05). Berdasarkan penelitian ini, maka peningkatan asupan vitamin D dari makanan sehari-hari dianjurkan untuk menurunkan kejadian PMS
P remenstrual Syndrome (PMS) is a common problems among women in reproductive age, which is 15 to 49 years old), and often causes limitation in daily activities. PMS is defined by a syndrome that consists of somatic and psychological symptoms that significantly appear during the luteal phase of menstrual cycle, 7 to 14 days before menstruation starts, and can causes substantial impairment and decreases functional capacity. Until now, vitamin D therapy is a choice of therapy to prevent and overcome PMS because it considered safe, effective, and affordable compared to other therapy. This research aims to analyze the relationship between consumption of vitamin D and Premenstrual Syndrome. Also to analyze the subject characteristics, including age and age of menarche, and their relationship to PMS.With analytical descriptive method, this research uses a cross-sectional approach. Shortened Premenstrual Symptoms Assessment Form (SPAF) is used to score PMS and Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) is used to score the consumption of vitamin D. 89 samples are used and picked through Consecutive Non-random Sampling technique.Result through Chi-square and Fisher‟s exact test analysis method shows that there is a significant association between vitamin D consumption and PMS (p=0,00;p<0,05). Another result shows there is an association between age and PMS (p=0,045; p<0,05). Meanwhile, there is no association between age of menarche and PMS (p=0,103; p>0,05). Therefore, increasing vitamin D consumption through daily food is suggested to reduce the incidence of PMS.