Hubungan antara tingkat kecemasan dan sindroma pramenstruasi pada remaja putri
P ra Menstrual Syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia produktif mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat mengganggu aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Sebesar 20 % remaja putri di Indonesia yang mengalami gangguan emosional. Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan gelisah, takut, khawatir akibat manifestasi dari faktor psikologis dan fisiologi.Tingkat kecemasan diduga berhubungan dengan sindroma pramenstruasi.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dan sindroma pramenstruasi. Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan pendekatan crosssectional yang mengikutsertakan 94 subjek di SMA Tirtamarta Jakarta. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi square dan diolah dengan program SPSS V.21 dengan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0.05. Hasil analisis antara tingkat kecemasan dan sindroma pramentruasi berdasarkan ujiChi square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p = 0,000). Demikian juga analisis antara tingkat kecemasan dan gejala fisik pramentruasi menunjukan adanya hubungan yang bermakna (p = 0,003). Analisis antara tingkat kecemasan dan gejala psikologis pramenstruasi menunjukan adanya hubungan yang bermakna (p = 0,000) dan analisis antara tingkat kecemasan dan gejala perilaku pramenstruasi menunjukan hubungan yang bermakna juga (p=0,000). Kecemasan berhubungan dengan sindroma pramenstruasi pada remaja putri. Halini kemungkinan karena didapatkan setiap individu memiliki setidaknya satu gejala pramenstruasi yang dibarengi dengan kecemasan.
P re Menstrual Syndrome (PMS) is a collection of physical, psychological, and emotional symptoms associated with the menstrual cycle. About 80 to 95 percent of women of productive age experience premenstrual symptoms that can interfere with aspects of their lives. These symptoms can be estimated and usually occur regularly at the two-week period before menstruation. As many as 20% of young women in Indonesia experience emotional disorders. Anxiety is an uncomfortable feeling that is usually in the form of feeling nervous, afraid, worried due to manifestations of psychological and physiological factors. The level of anxiety is thought to be associated with premenstrual syndrome. This study was conducted to determine the relationship between anxiety levels and premenstrual syndrome. The study used an observational analytic study with a cross sectional approach that included 94 subjects in Tirtamarta High School Jakarta. Data was collected by means of interviews and using questionnaires. Data analysis using Chi square test and processed with SPSS V.21 program with the level of significance used at 0.05. The results of the analysis between anxiety levels and premenstrual syndrome based on Chi square test showed a significant relationship (p = 0,000). Likewise the analysis between anxiety level and premenstrual physical symptoms showed a significant relationship (p = 0.003). The analysis between the level of anxiety and premenstrual psychological symptoms showed a significant relationship (p = 0,000) and the analysis between the level of anxiety and symptoms of premenstrual behavior showed a significant relationship (p = 0,000). Anxiety is associated with premenstrual syndrome in young women. This is possible because it is found that every individual has at least one premenstrual symptom accompanied by anxiety.