Hubungan kontrasepsi hormonal dengan kejadian premenstrual syndrome pada wanita akseptor KB
M asih belum diketahui dengan pasti etiologi terjadinya PMS. Interaksi antarasistem neuroendokrin dan sensitivitas seorang wanita terhadap perubahan hormonsteroid seks seperti estradiol dan progesteron, salah satunya akibat penggunaan kontrasepsi hormonal, pada tingkat plasma diduga memiliki peran penting timbulnya gejala-gejala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan jenis kontrasepsi hormonal dengan kejadian premenstrual syndrome serta faktor risiko lainnya, seperti usia, pendidikan, status pekerjaan, dan lama pemakaian kontrasepsi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakandesain cross-sectional (potong lintang), dimana sampel yang diambil adalahsebanyak 93 orang wanita akseptor KB di Rumah Bersalin “Bela Medikaâ€. Datayang digunakan adalah data primer yang didapatkan melalui wawancara danpengisian dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner karakteristik responden dankuesioner premenstrual symptoms screening tool. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara jeniskontrasepsi hormonal dan kejadian premenstrual syndrome (p = 0.947). Lalu,berdasarkan lama pemakaian kontrasepsi juga tidak ditemukan adanya hubungan dengan kejadian premenstrual syndrome (p = 1.000). Sedangkan berdasarkankarakteristik responden, hanya faktor pendidikan saja yang memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian premenstrual syndrome (p = 0.04). Sedangkan usiadan status pekerjaan tidak berhubungan dengan kejadian premenstrual syndrome, dengan nilai p masing-masing 0.397 dan 0.926. Penelitian ini menunjukkan bahwa timbulnya premenstrual syndrome tidakdibedakan dari penggunaan jenis kontrasepsi hormonalnya, baik pil kontrasepsi maupun kontrasepsi suntikan.
I t is not yet known with certainty the etiology of PMS. The interaction between the neuroendocrine system and its sensitivity to changes in a woman's sex steroid hormones such as estradiol and progesterone, one of them as a result of hormonal contraceptive use, the plasma level is thought to have an important role onset of these symptoms. This study aimed to determine the relationship between the type of hormonal contraceptive and other risk factors, such as age, education,employment status, and duration of use of contraceptive with the incidence of premenstrual syndrome. This study is an observational analytic study using cross-sectional design, where samples taken are 93 women acceptors in the maternity hospital "Bela Medika".The data used is primary data obtained through interviews and filling two kinds of questionnaires, such as questionnaire of respondent characteristics and questionnaire of premenstrual symptoms screening tool. This study showed that there was no correlation between the type of hormonal contraceptive and the incidence of premenstrual syndrome (p = 0.947). Then,based on the duration of use of contraceptive also did not find any correlation with the incidence of premenstrual syndrome (p = 1.000). While based on the characteristics of the respondents, only educational factors that have a significant relationship to the occurrence of premenstrual syndrome (p = 0.04). While ageand employment status also did not find a significant relationship to the occurrence of premenstrual syndrome, with p-value of each 0.397 and 0.926. This study showed that the incidence of premenstrual syndrome is not differentiated from the type of hormonal contraceptives, either oral contraceptives or contraceptive injections.