Evaluasi kinerja lalu lintas di Jembatan Kedung Badak dan Simpang Patung Tugu Narkoba Kota Bogor
P ersimpangan merupakan satu titik bertemunya dua arus atau lebih sehingga akan terjadi konflik pada arus lalu lintas yang dapat membuat antrian menjadi panjang tanpa atau dengan menggunakan sistem kendali waktu. Penelitian ini berlokasi di Simpang Patung Tugu Narkoba di Kota Bogor yang sering sekali terjadi kemacetan. Salah satu sumber arus pada simpang ini yaitu arah dari Jl. Sholeh Iskandar antrian panjang dapat terjadi 144,21 m. Dan adanya penyempitan jalan yang berada 180 m dari simpang di Jembatan Kedung Badak yang dapat membuat antrian panjang hingga 300 m. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja lalu lintas kondisi eksisting terhadap tingkat pelayanan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 96 Tahun 2015. Dari hasil evaluasi kinerja lalu lintas kondisi eksisting, diperoleh tingkat pelayanan pada simpang bernilai F (sangat buruk) dengan tundaan rata-rata untuk seluruh simpang (DI) sebesar 2.213,665 det/smp dan jembatan bernilai E (buruk) dengan kecepatan kendaraan rata-rata kendaraan ringan (VLV) sebesar 31,5 km/jam. Dalam penyelesaian masalah kemacetan tersebut, dilakukan analisis alternatif-alternatif. Alternatif terbaik pada simpang adalah melebarkan lajur dari arah barat 6,5 m dan utara 3,5 m dan hanya 2 fase yang digunakanan yaitu dari arah barat dan utara. Pada jembatan menambahkan 1 lajur dengan jembatan baru. Hasil analisis alternatif tersebut memperoleh tingkat pelayanan pada jembatan adalah E dengan VLV sebesar 33 km/jam dan pada simpang F dengan DI sebesar 68,337 det/smp.
I ntersection is a point where two or more flows meet so that there will be a conflict in the flow of traffic that can make the queue long without or using a time control system. This research is located at the Drug Statue Intersection in the city of Bogor, which often occurs in traffic jams. One source of current at this intersection is the direction from Jl. Sholeh Iskandar long queues can occur 144.21 m. And there is a narrowing of the road which is 180 m from the intersection on the Kedung Badak Bridge which can make long queues up to 300 m. The purpose of this research is to evaluate the existing traffic performance conditions on the level of service using Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 and refer to Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 96 Tahun 2015. From the evaluation of existing traffic performance conditions, obtained the service level at the intersection worth F (very bad) with the average delay for all intersections (DI) of 2.213.665 sec/pcu and bridges worth E (bad) with the average vehicle speed average light vehicle (VLV) is 31.5 km/h. In solving the congestion problem, an alternative analysis is carried out. The best alternative at the intersection is to widen the lane from the west 6.5 m and north 3.5 m and only 2 phases used which are from the west and north. On the bridge add 1 lane with a new bridge. The results of the alternative analysis obtained the service level on the bridge is E with VLV of 33 km/h and the intersection is F with DI of 68,337 sec/pcu.