Pengaruh pemakaian masker terhadap kejadian hidung tersumbat pada pengendara motor
P encemaran udara di kota besar seperti di Jakarta sudah mencapai taraf yangmemprihatinkan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hal tersebut,diantaranya adalah asap industri, perkantoran, perumahan, dan salah satu yangmenjadi sumber utama adalah transportasi atau asap kendaraan bermotor.Pencemaran udara yang demikian parah dapat menyebabkan gangguan sistemorgan, salah satunya adalah inflamasi mukosa hidung yang kemudianmengakibatkan timbulnya gejala hidung tersumbat. Namun hal tersebut dapatdicegah dengan cara memakai alat pelindung diri agar terhindar dari paparanudara luar, misalnya dengan memakai masker pada saat berkendara terutamakendaraan sepeda motor. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh dari pemakaian masker terhadap kejadian hidung tersumbat padapengendara motor.METODEPenelitian ini menggunakan desain cross sectional yang mengikutsertakan 109Medical Representative (MedRep) Sanofi Group Indonesia. Data dikumpulkandengan cara wawancara menggunakan kuesioner yang meliputi identitasresponden, durasi mengemudikan sepeda motor dan pemakaian masker.Pengukuran hidung tersumbat dilakukan dengan menggunakan CongestionQuantifier Seven-Item Test 7, sementara untuk menyingkirkan kemungkinanhidung tersumbat karena infeksi ataupun rhinitis alergi dilakukan denganmenggunakan Wisconsin Upper Respiratory Symptom Survey -21 (WURSS 21)dan Score for Allergic Rhinitis (SFAR). Analisis data dengan menggunakan SPSS20 for Windows dan tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,05.HASILBerdasarkan hasil uji Chi-Square tidak terdapat pengaruh antara lama berkendara,durasi mengemudi, pemakaian masker dan frekuensinya dengan hidung tersumbat(p>0,05) namun didapatkan pengaruh antara responden yang sebelumnya kerapmengalami hidung tersumbat dengan berlanjutnya gejala hidung tersumbatKESIMPULANPenelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara pemakaian maskerdengan terjadinya hidung tersumbat, namun didapatkan hubungan antararesponden yang sebelulmnya kerap mengalami hidung tersumbat denganberlanjutnya gejala hidung tersumbat dengan nilai p = 0,022.
T he air pollution in some big cities like Jakarta has reached its peak. There are somany factors that can cause it to happen such as pollution from industrial factory,buildings, houses and it also comes from transportation. The air pollution isgetting worse and it can cause impairment in our organ system like nasal mucosainflammation that will turn out to be nasal congestion or nasal blockage. But itcan be avoided by using personal protective equipment like wearing maskespecially when riding motorbike. Therefore, this study aimed to determine theeffect of mask usage to nasal congestion in motor riders.METHODThis study used a cross-sectional design that included 109 medical representatives(MedRep) of Sanofi Group Indonesia. Data were collected by interview using aquestionnaire that includes the identity of the respondent, the duration of motorriding and mask usage. Measurment of nasal congestion has been done using theCongestion Quantifier Seven-Item Test 7, meanwhile to get rid of otherpossibilities like infection or allergic rhinitis, Wisconsin Upper RespiratorySymptom Survey -21 (WURSS 21) and Score for Allergic Rhinitis (SFAR) wereused. The data is being analyzed using SPSS 20 for Windows with significancelevel of 0,05.RESULTSBased on the results of the Chi-Square test there is no influence of the length ofdriving, driving duration, mask usage and frequency with nasal congestion (p>0,05) but there’s an effect between the respondents who previously oftenexperience nasal congestion with persistent symptoms of nasal congestionCONCLUSIONThis study shows no effect of mask usage to nasal congestion, but there’s asignificant effect between the number of respondents who previously suffer fromnasal congestion and then continuously feeling unwell because of nasalcongestion with p value=0,022.