Perancangan strategi inovasi nilai pada hotel Djayakarta Solo dengan menggunakan Blue Ocean Strategy
H Hotel Djayakarta Solo awalnya didirikan sebagai salah satu hotel yang cukup ternama di kota Solo pada Agustus 1958. Letak Hotel Djayakarta Solo ini sangat strategis karena mudah dijangkau dan letaknya yang berada di pinggir jalan umum, dan terletak bersebelahan dengan Stasiun Kereta Api Solo Balapan. Hotel ini beralamat di J1. Monginsidi No. 106 Balapan Solo. Menurut Dinas Pariwisata Solo, pada tahun 2007 terdapat 87 hotel kelas Melati, sedangkan pada tahun 2008, total hotel kelas Melati berjumlah 138. Semakin banyaknya hotel melati sejenis di Solo, membuat Hotel Djayakarta Solo mengalami penurunan rasio GPR (Guest per room) pada tahun 2008 yaitu 72.5%. Turun 5% dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk semester kedua pada tahun 2008, Hotel Djayakarta kembali turun sebanyak 3%. Pemilik hotel menyadari untuk menghadapi persaingan, perlu dirancang sebuah strategi bisnis yang terdepan. Di mana dengan strategi ini, Hotel Djayakarta dapat memberikan sebuah inovasi nilai yang dapat memberikan ketertarikan dan loyalitas pelanggan. Untuk mencapainya dilakukanlah perancangan strategi dengan pendekatan Blue Ocean Strategy. Langkah awal adalah melakukan in depth interview terhadap pihak manajemen hotel untuk menentukan atribut-atribut apa saja yang penting. Kemudian menyebarkan kuesioner penelitian kepada pelanggan hotel kelas ekonomi di kota Solo. Dari hasil keusioner tersebut didapatkan data untuk merancang Blue Ocean Strategy. Terdapat 8 faktor kompetisi utama bagi hotel kelas ekonomi yaitu Harga, Parkir Luas, Luas Kamar, Desain Kamar, Kebersihan Kamar, Kenyamanan Tempat Tidur, Room Service, serta Pelayan yang Ramah dan Handal. Melalui kerangka kerja empat langkah, maka hotel Djayakarta dapat membuat kurva nilai bare yang berbeda dari kurva nilai hotel ekonomi lainnya dan keluar dari samudera merah. Kurva nilai bare tersebut terbentuk dengan menghapuskan room service, mengurangi luas parldr, luas kamar, desain kamar, serta pelayan yang ramah dan handal. Di lain sisi Hotel Djayakarta juga meningkatkan kebersihan kamar dan kenyamanan tempat tidur, serta menciptakan website, pusat bisnis, dan kupon makanan dan toiletries.
D Djayakarta Hotel Solo, established at August 1958, was one of the well-known hotels in Solo. The strategic location, near the railway station and on the side of public road. was the main key of its success. According to Solo's travel and tourism board, in 2007 there were 87 economy hotels at the city of Solo, but in 2008 these kinds of hotels were growing rapidly into 138 hotels. These situation made Djayakarta Hotel's Guest per Room (GPR) decline as many as 5% from last year. In the second semester of 2008, the GPR also decline at 3%. The hotel's owner realize, to face the competition Djayakarta Hotels have to has an upfront strategy that will give an added value for their customers. To achieve this goal, Djayakarta Hotel will re-design their strategy using Blue Ocean perspective. The first step is interviewing the hotel's owner and top management, then spreading research questionnaire to economy hotel's customers. The results from this questionnaire will be the basic of creating the Blue Ocean Strategy for Djayakarta Hotel. There are 8 main factors of competition for economic hotels, which are price, parking space, room size, room design, room hygiene, bed quality, room service, and polite and dependable servants. Through the four actions framework, Djayakarta Hotel could create a new value curve that is different from the other economic hotels' curve, and move away from the red ocean. This new curve made by eliminate room service, and reduce parking space, room size, room design, and also polite and dependable servants. In the other hand, Djayakarta Hotel also raise room hygiene and bed quality, land create website, business centre, and food and toiletries vouchers.