Usulan perbaikan kualitas proses produksi pangan tahu menggunakan metode fmea dan fault tree analysis pada pabrik tahu dn
P Pabrik Tahu DN merupakan usaha makanan yang bergerak untuk memproduksi produk pangan tahu. Masalah utama perusahaan adalah terjadi produk cacat pada bulan Oktober-Desember 2021 dengan rata-rata defect 7,01%. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang terjadi pada proses produksi pangan tahu dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Perhitungan DPMO (Defect per Million Opportunities) yang dihasilkan sebesar 17500 dengan tingkat sigma 3,6084. Berdasarkan hasil perhitungan FMEA, ditemukan dua potensi penyebab kegagalan berdasarkan nilai RPN (Risk Priority Number) tertinggi, yaitu pekerja tidak menggunakan atribut pakaian lengkap saat proses produksi berlangsung dengan nilai RPN sebesar 294 dan pekerja tidak memperhatikan waktu pengepresan dengan nilai RPN sebesar 252. Hasil Analisa FTA ditemukan dua penyebab akar permasalahan, yaitu pekerja tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap dengan probabilitas sebesar 0,24 dan tidak tersedia alat bantu untuk mengukur waktu standar dengan probabilitas sebesar 0,2. Usulan perbaikan yang telah diimplementasikan dengan memperhatikan aspek GMP (Good Manufacturing Practice) adalah menggunakan alat bantu timer digital, pembuatan tool cleaning form, dan membuat poster cuci tangan, bebas asap rokok, larangan makan dan minum. Terjadi penurunan nilai DPMO menjadi 16500 dengan tingkat sigma 3,6321 setelah dilakukannya implementasi.
P Pabrik Tahu DN is a food business that is engaged in producting tofu food products. The company’s main problem is that defect products occur in October-December 2021 with an average defect of 7.01%. The purporse of this study was conducted to reduce the failures that occur in the tofu food production process by using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and Fault Tree Analysis (FTA) methods. The resulting DPMO (Defect per Million Opportunities) calculation is 17500 with a sigma level of 3.6084. Based on the results of the FMEA calculation, two potential causes of failure were found based on the highest RPN (Risk Priority Number) value, namely workers did not use full clothing attributes during the production process with an RPN value of 294 and workers did not pay attention to pressing time with an RPN value of 252. FTA found two root causes of the problem, namely workers do not use PPE (Personal Protective Equipment) with a probability of 0.24 and no tools are available to measure standard time with a probability of 0.2. Proposed improvements that have been implemented by taking into account the GMP (Good Manufacturing Practice) aspect are using digital timer tools, making cleaning form tools, and making hand washing posters, smoking free, prohibition of eating and drinking. There was a decrease in the value of DPMO to 16500 with a sigma level of 3.6321 after implementation