S odium lauryl sulfate atau SLS mcrupakan deterjen yang paling banyak dipakai dalam produk pasta gigi dan obat kumur. SLS memiliki keunggulan dalam rnenghasilkan busa dan menghambat pembentukan plak dalam mulut. SLS dengan konsentrasi di bawah 0,24% dapat merusak integritas mukosa mulut, rnenyebabkan permeabilitas mukosa mulut meningkat. Meningkatnya pem1eabilitas mukosa muJut menyebabkan masuknya agen iritan ke dalam mukosa mulut, menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping yang dapat ditimbulkan adalah burning mouth, stomatitis aftosa, deskuamasi epitel, dan rcaksi likenoid. Penelitian ini merupakan pcnelitian eksperimental dengan rancangan perlakuan ulang pada 40 orang subjek dengan umur 11-18 tahun. Pcnelitian ini diadakan pada 16-26 September 2011 di Panti Asuhan desa Putera. Dari penelitian yang dilakukan, delapan orang subjek menderita burning mouth, dan dua orang subjek mengalami stomatitis aftosa. Hanya 25% dari total subjek yang diteliti mengalami efek samping dari SLS, paling banyak dari golongan usia 11-14 tahun. Hanya sedikit subjek yang mengalami efek samping dari SLS. Hal ini dikarenakan adanya kandungan triklosan pada pasta gigi yang digunakan dalam pcnelitian. Triklosan dapat menghambat ataupun mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh SLS karena sifat anti-inflamasinya. Adanya kandungan triklosan dalam pasta gigi yang mengandung SLS membuat efek samping dari SLS tidak pcrlu dirisaukan.