Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing saham (studi padaperusahaan non-keuangan yang melakukan initial public offering di BEI pada tahun 2008-2016)
D alam rangka mengembangkan usahanya, banyak perusahaan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Salah satunya menambah jumlah kepemilikan saham dengan penerbitan saham baru. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan menjual sahamnya kepada masyarakat umum melalui bursa efek yang disebut proses go public. Transaksi penawaran umum penjualan saham perdana atau disebut IPO (Initial Public Offering). Dalam IPO, seringkali terjadi fenomena underpricing, dimana harga saham di pasar perdana lebih rendah dari harga saham di pasar sekunder.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh umur perusahaan, ukuran perusahaan, return on asset, financial leverage, persentase pemegang saham lama, reputasi underwriter, dan reputasi auditor terhadap tingkat underpricing saham perusahaan non-keuangan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2016. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Hipotesis diuji menggunakan metode statistik regresi linier berganda untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang diuji mempengaruhi tingkat underpricing saham secara simultan dan parsial.Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa umur perusahaan, ukuran perusahaan, return on asset, financial leverage, persentase pemegang saham lama, reputasi underwriter, dan reputasi auditor memberikan pengaruh secara simultan terhadap tingkat underpricing saham perusahaan. Sedangkan ketika pengujian secara parsial, didapat hasil hanya reputasi underwriter dan reputasi auditor saja yang mempengaruhi tingkat underpricing saham dengan arah koefisien negatif.
I n order to develop the business, lot of companies conducts variety of ways to get their capital needs. One of them is by increasing the number of shares by issuing new shares. This can be done by launched offering of company’s shares in Indonesia stock exchange. An offering of company's shares to the public through the stock exchange called 'go public', while an initial public offering of the shares called Initial Public Offering (IPO). Underpricing phenomenon occurs during IPO process, when stock price on the primary market is cheaper than the stock price on secondary market.This research aims to examine the effect of firm age, firm size, return on asset, financial leverage, the percentage of shares retained by the owner, underwriter reputation, and auditor reputation toward the underpricing level of stocks of non- financing firms that conduct an IPO in Indonesia Stock Exchange.The population of this research are non-financing firms that conduct an IPO in Indonesia Stock Exchange since 2008-2016. Sample selection of this research use purposive sampling method. Type of data used are secondary data, that collected by documentation method. The research used multiple regression models to test the relationship between dependent and independent variable. Then hypothesis was tested using statistical methods in multiple regression models to find out whteher linear factors simultaneously or partially influence the level of underpricing shares.The results shows simultaneously firm age, firm size, return on asset, financial leverage, the percentage of shares retained by the owner, underwriter reputation, auditor reputation have significant effect on the level of underpricing. Partially, only underwriter reputation and auditor reputation that has significant and negative effect on underpricing.