Analisis kerentanan wilayah pesisir terhadap perubahan Iklim (Studi Kasus Jakarta Utara)
P erubahan iklim telah menjadi isu kritis yang memiliki dampak signifikan terhadap wilayah pesisir, yang sering kali menjadi pusat kehidupan ekonomi dan sosial. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan wilayah pesisir, dengan fokus pada Jakarta Utara, terhadap perubahan iklim. Metodologi penelitian melibatkan pengumpulan data citra satelit, google earth dan analisis perhitungan NSM dan EPR menggunakan aplikasi Arc GIS. Lokasi penelitian berada di teluk Jakarta Utara yang menjadi muara DAS Ciliwung. Wilayah Jakarta Utara tersebut mencakup daerah Pluit, Ancol dan Tanjung Priok. Analisis citra satelit menggunakan data 4 tahun penelitian yaitu tahun 1990, 2000, 2010 dan 2021. Dari analisis tersebut akan ditemukan RMSE dan NSE sebagai uji akurasi. Setelah itu mencari NSM dan EPR sebagai perhitungan perubahan garis pantai dan laju perubahan garis pantai per tahunnya berdasarkan zona masing-masing. Dari data tersebut, maka ditemukan hasil kerentanan pesisir pada zona 1 tahun 1990 adalah -7,18 m/tahun yang artinya kategori kerentanan sangat tinggi, sedangkan pada zona dan tahun lainnya memiliki hasil kerentanan sangat rendah. Hal ini berpengaruh kepada nilai kerusakan pantai dimana nilai erosi/abrasi pada zona 1 adalah rendah dan pada zona 2 dan 3 adalah sedang. Nilai lingkungan pada seluruh zona adalah amat sangat berat akibat parahnya ekosistem pesisir di Jakarta saat ini. Keseluruhan nilai dikali dengan koefisien 1,25 sehingga akan ditemukan bahwa lingkungan pesisir DKI Jakarta sangat diprioritaskan, sedangkan erosi/abrasinya masih di kategori tidak diprioritaskan.
C limate change has become a critical issue with significant impacts on coastal regions, often the epicenter of economic and social life. This study aims to analyze the vulnerability of coastal areas, with a focus on North Jakarta, to climate change. The research methodology involves the collection of satellite imagery data, Google Earth, and the analysis of NSM and EPR calculations using the Arc GIS application. The research location is in the northern bay of Jakarta, which serves as the estuary of the Ciliwung River watershed. The North Jakarta area includes Pluit, Ancol, and Tanjung Priok. Satellite image analysis utilizes data from four years of research: 1990, 2000, 2010, and 2021. The analysis will yield RMSE and NSE as accuracy tests. Subsequently, NSM and EPR are calculated as measurements of shoreline changes and the rate of shoreline change per year based on their respective zones. From this data, coastal vulnerability results for zone 1 in 1990 are found to be -7.18 m/year, indicating a very high vulnerability category, while other zones and years show very low vulnerability results. This influences coastal damage values, with erosion/abrasion values being low in zone 1 and moderate in zones 2 and 3. Environmental values for all zones are extremely severe due to the current serious state of the coastal ecosystem in Jakarta. The overall values are multiplied by a coefficient of 1.25, revealing that the coastal environment in DKI Jakarta is highly prioritized, while erosion/abrasion remains in the non-prioritized category.