Resiliensi masyarakat terhadap banjir di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang
B encana banjir yang terjadi di Kecamatan Periuk disebabkan pertemuan dua anak sungai dan terdapat sungai yang tidak memiliki tanggul, sehingga menyebabkan wilayah yang dekat dengan sungai memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap banjir. Selain itu, banyaknya permukiman yang dekat dengan sungai mengharuskan masyarakat memiliki resiliensi yang baik melalui kapasitas adaptif, antisipatif, dan absortif agar masyarakat tetap bisa bertahan di lokasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seperti apa tingkat resiliensi masyarakat terhadap banjir pada kawasan dengan kerentanan fisik tinggi di Kecamatan Periuk. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan kuesioner untuk memperoleh informasi tentang resiliensi masyarakat terhadap banjir secara objektif. Hasil analisis kerentanan fisik terhadap banjir ditinjau dari variabel topografi, jarak dari sungai, kepadatan bangunan, dan penggunaan lahan yang menghasilkan tiga tingkatan kerentanan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Wilayah dengan kerentanan rendah 26%, kerentanan sedang 61%, dan kerentanan tinggi 13%. Wilayah yang memiliki kerentanan tinggi adalah wilayah yang paling rentan terhadap banjir. Resiliensi masyarakat terhadap banjir ditinjau melalui variabel kapasitas adaptif, kapasitas antisipatif, kapasitas absortif, dan kapasitas transformatif yang akan menghasilkan tiga tingkatan resiliensi yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Nilai kapasitas yang mendominasi adalah kapasitas absortif dengan nilai 96,1; kapasitas adaptif dengan nilai 94,9; dan kapasitas antisipatif dengan nilai 83,4.
T he flood disaster that occurred in Periuk Sub-district was caused by the confluence of two tributaries and a river that has no embankment, causing areas close to the river to have a higher vulnerability to flooding. In addition, the number of settlements close to the river requires the community to have good resilience through adaptive, anticipatory, and absorptive capacities so that the community can survive in that location. This research aims to see what the level of community resilience to flooding is in areas with high physical vulnerability in Periuk Sub-district. In this research, a quantitative approach is used with survey and questionnaire methods to obtain information about community resilience to flooding objectively. The results of the analysis of physical vulnerability to flooding were reviewed from the variables of topography, distance from the river, building density, and land use which resulted in three levels of vulnerability, namely low, medium, and high. Areas with low vulnerability 26%, moderate vulnerability 61%, and high vulnerability 13%. Areas with high vulnerability are the most vulnerable to flooding. Community resilience to flooding is assessed through the variables of adaptive capacity, anticipatory capacity, absorptive capacity, and transformative capacity which will result in three levels of resilience, namely low, medium, and high. The dominating capacity values are absorptive capacity with a value of 96.1; adaptive capacity with a value of 94.9; and anticipatory capacity with a value of 83.4.