Proses solidifikasi limbah lumpur berminyak dengan menggunakan aspal sebagai bahan binder material jalan
L Lumpur berminyak dari kegiatan industri perminyakan dapat digolongkan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Oleh karena itu limbah tersebut memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Penanganan limbah lumpur berminyak dapat dilakukan melalui pencampuran dengan bahan lain untuk dimanfaatkan menjadi bahan binder material jalan. Dalam proses pencampuran tersebut, diharapkan limbah lumpur berminyak yang mencemari lingkungan dapat digunakan kembali sebagai suatu produk baru yang lebih ramah lingkungan.Pada penelitian ini dicoba untuk mencampurkan lumpur berminyak dengan aspalButon pada temperatur 150°C selama -L 30 menit dengan 3 komposisi, yaitu: komposisi A (25°A lumpur berminyak dan 75â€/o aspal), komposisi B (50°4Iumpur berminyak dan 50°A aspal), komposisi C (75â€/o lumpur berminyak dan 25°A aspal). Terhadap hasil pencampuran dilakukan pengujian fisik yang meliputi pengujian penetrasi, titik nyala, titik lunak dan kehilangan berat yang secara beurut memberikan hasil: untuk komposisi A (68 unit, 212°C. 54.5°C, dan 0.65%), komposisi B (92 unit, 158°C, 49°C, dan 0.77â€/o), serta komposisi C (122 unit, 127°C, 32°C, dan 1.4°/»).Untuk melihat kekuatan strength) dari produk pengujian marshall test, padapengujian ini ada beberapa parameter yang diujikan, yaitu Bulk Specific Gravity, Stability (kg), Flows (1/100cm), Air Voids (%) dan Voids Filled (°A). Pengujian untuk komposisi A menghasilkan Bulk Specific Gravity sebesar 2.34, Stability 1114.36 kg, Flows 380/100cm, Air Voids 2.49°/» dan Voids Filled 859’«, sedangkan untuk komposisi B menghasilkan Bulk Specific Gravity sebesar 2.25, Stability 822.10kg, Flows 315/100cm, Air Voids 6.33°/ dan Voids Filled 69’/o. Untuk mengetahui dampak produk mapun bahan dasamya terhadap lingkungan, maka dilakukan pengujian TCLP (foxicty characteristic leaching procedure) untuk konsentrasi kandungan logam berat (Argentium, Cadmium, Cupro, Plumbum, Zinc, Chromium dan Mercury) dan uji toksisitas sederhana terhadap hewan uji. Hasil pengujian TCLP untuk komposisi A: tidak mengandung Argentium, Mercury dan Cupro, mengandung Cadmium sebesar 0.003 mgñ, Plumbum 0.865 mg/I, Zinc 0.011 mg/I, danChromium 0.143 mg/I, sedangkan konsentrasi kandungan logam berat pada komposisi B adalah: tidak mengandung Argentium, Cupro dan Mercury, mengandung Cadmium sebesar 0.003 mg/I, Plumbum 0.125 rng/I, Zinc 0.011 mg/I, dan Chromium0.019 mg/I. Pengujian toksisitas sederhana menggunakan masing-masing 10 ekor ikan mas carrasius auratus 1) untuk lumpur sebelum proses solidifikasi, setelah proses solidifikasi dengan komposisi A dan setelah proses solidifikasi dengan komposisi B memberikan hasil: Sebelum proses solidifikasi tematat 25°/» kematian ikan terjadi, setelah proses solidifikasi dengan komposisi A persentase kematian ikan menurun menjadi 10%, dan dengan komposisi B persentase kematian ikan sebesar 15%.Dari hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa pada proses solidifikasi lumpur berminyak menggunakan aspal dengan komposisi A, semua parameter yang diujikan memenuhi kriteria yang berlaku, yaitu: (SK-SNI 1737-1989-F} untuk standar uji fisik (penetrasi, titik nyala, titik lunak dan kehilangan berat), Marshall test requirement bulk spesific gravity, stabiI“ity, ftows, air voids dan void filledj dan PP no 85 tahun 1999 untuk logam berat (Ag, Cd, cu, Pb, Zn, Cr , dan Hg) yang diujikan melalui TCLP.
O Oily sludge from petroleum industry activities can be classified as hazardous and toxic waste (B3). Therefore, this waste requires special handling so as not to pollute the environment. The handling of oily sludge waste can be done by mixing it with other materials to be used as a road material binder. In the mixing process, it is hoped that the oily sludge that pollutes the environment can be reused as a new, more environmentally friendly product.In this study, an attempt was made to mix oily mud with asphaltButon at a temperature of 150 ° C for -L 30 minutes with 3 compositions, namely: composition A (25 ° A oily mud and 75 â€/ o asphalt), composition B (50 ° 4 oily mud and 50 ° A asphalt), composition C ( 75 â€/ o oily mud and 25 ° A asphalt). The results of the mixing were carried out by physical testing which included penetration testing, flash point, softening point and weight loss which respectively gave the results: for composition A (68 units, 212 ° C. 54.5 ° C, and 0.65%), composition B (92 units). , 158 ° C, 49 ° C, and 0.77 "/ o), and the composition of C (122 units, 127 ° C, 32 ° C, and 1.4 ° /»).To see the strength) of the Marshall test product, atIn this test, there are several parameters tested, namely Bulk Specific Gravity, Stability (kg), Flows (1 / 100cm), Air Voids (%) and Voids Filled (° A). The test for composition A produces Bulk Specific Gravity of 2.34, Stability 1114.36 kg, Flows 380 / 100cm, Air Voids 2.49 ° / »and Voids Filled 859 '«, while for composition B it produces Bulk Specific Gravity of 2.25, Stability 822.10kg, Flows 315 / 100cm, Air Voids 6.33 ° / and Voids Filled 69 '/ o. To determine the impact of the product and its basic ingredients on the environment, a foxicty characteristic leaching procedure (TCLP) was tested for the concentration of heavy metal content (Argentium, Cadmium, Cupro, Plumbum, Zinc, Chromium and Mercury) and a simple toxicity test on test animals. TCLP test results for composition A: does not contain Argentium, Mercury and Cupro, contains Cadmium of 0.003 mgñ, Plumbum 0.865 mg / I, Zinc 0.011 mg / I, and Chromium 0.143 mg / I, while the concentration of heavy metal content in composition B is: no contains Argentium, Cupro and Mercury, contains Cadmium of 0.003 mg / I, Plumbum 0.125 rng / I, Zinc 0.011 mg / I, and Chromium0.019 mg / I. Simple toxicity testing using 10 carrasius auratus carp 1) for mud before the solidification process, after the solidification process with composition A and after the solidification process with composition B gave the results: Before the thematic solidification process 25 ° / »fish mortality occurred, after solidification process with composition A the percentage of fish mortality decreased to 10%, and with composition B the percentage of fish mortality was 15%.From the results of the above research, it can be said that in the solidification process of oily sludge using asphalt with composition A, all the parameters tested meet the applicable criteria, namely: (SK-SNI 1737-1989-F) for physical test standards (penetration, flash point, point soft and weight loss), Marshall test requirements for bulk specific gravity, stabiI "ity, ftows, air voids and void filledj and PP No. 85 of 1999 for heavy metals (Ag, Cd, cu, Pb, Zn, Cr, and Hg) tested via TCLP.