Hubungan konsumsi kafein dan kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada sopir truk
C Cemas merupakan suatu sikap alamiah yang dialami oleh manusia sebagai bentuk respon terhadap ancaman yang terjadi pada setiap individu, namun ketika perasaan cemas itu menjadi berkepanjangan, perasaan cemas tersebut berubah menjadi sebuah gangguan. Prevalensi gangguan cemas dan depresi di Indonesia sendiri berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2007 didapat hasil 11,6 % dari populasi orang dewasa di Indonesia yaitu sekitar 150.000.000, dan 1.740.000 orang Indonesia mengalami gangguan mental emosional. Rancangan penelitian ini menggunakan studi cross-sectional. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional. Penelitian ini bersifat analitik dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti baik variable bebas dan terikat dilakukan pada waktu bersamaan. Jumlah responden 117 orang, analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Analisis diolah dengan program SPSS. Hasil uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara konsumsi kafein dengan tingkat kecemasan (p= 0,003), dari 3 minuman yang diuji, kopi, teh dan minuman berenergi, kopi memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan (p= 0,002). Sedangkan 2 jenis minuman berkafein lainnya seperti teh dan minuman berenergi tidak berhubungan, hal ini dapat dilihat dari nilai p yang lebih dari 0,05. Kualitas tidur dengan tingkat kecemasan memiliki hubungan yang bermakna dimana nilai p adalah 0,000. Selain itu usia memiliki hubungan yang bermakna terhadap tingkat kecemasan dengan nilai p adalah 0,008. Sedangkan shift kerja tidak memiliki hubungan yang bermakna (p=0,142). Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan mengenai konsumsi kafein dan kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada sopir truk.
A Anxiety is a natural attitude experienced by humans as a form of response to the threats which occur in every individual, but when it becomes prolonged anxiety, feelings of anxiety turned into a nuisance. The prevalence of anxiety disorders and depression in Indonesia itself based on data Riskesdas in 2007 the results obtained 11.6% of the adult population in Indonesia is around 150 million, and 1.74 million Indonesian people experiencing mental emotional disorder. The design of this research used a cross-sectional study. This research is observed analytically. This research is analyzed with direct observation on the object both independent and dependent variables and is done at the same time. Total 117 respondents were included in the analysis of univariate and bivariate variables using Chi-square test. The analysis itself is processed with SPSS. Chi-square test results show there is a statistically significant correlation between caffeine consumption to the level of anxiety (p = 0.003), from 3 drinks tested, coffee, tea and energy drinks, coffee has a relationship with the level of anxiety (p = 0.002). While the two types of caffeinated beverages such as tea and energy drinks are not related, it can be seen from the value of p greater than 0.05. Quality of sleep with the level of anxiety has significant association where the p-value was 0.000. Besides age has a significant relationship to the level of anxiety with a p-value was 0.008. While shift work has no significant relationship (p = 0.142). This study showed a significant relationship regarding the consumption of caffeine and sleep quality with the level of anxiety on the truck driver.