DETAIL KOLEKSI

Karakteristik surfaktan NaLS ampas tebu ditambah CO-surfactant pada salinitas tinggi dengan intermediate oil serta visualisasi pori sandstone menggunakan tomografi neutron


Oleh : Tarida Surya Marpaung

Info Katalog

File Jurnal : 00000000000000112420.pdf

Nomor Panggil : 205/MTP/2021

Subyek : Surface active agents

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2021

Pembimbing 1 : Rini Setiati

Pembimbing 2 : Paulus Suryono Adisoemarta

Kata Kunci : bagasse natrium lignosulphonate surfactant, neutron tomography, co- surfactant, high salinity, inte

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2021_TS_SMT_171011900001_Halaman-Judul.pdf 63
2. 2021_TS_SMT_171011900001_Lembar-pengesahan.pdf 2
3. 2021_TS_SMT_171011900001_Bab-1_Pendahuluan.pdf 12
4. 2021_TS_SMT_171011900001_Bab-2_Kajian-Pustaka.pdf 138
5. 2021_TS_SMT_171011900001_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf 60
6. 2021_TS_SMT_171011900001_Bab-4_Hasil-dan-Analisis-Penelitian.pdf 219
7. 2021_TS_SMT_171011900001_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf 9
8. 2021_TS_SMT_171011900001_Daftar-Pustaka.pdf 24
9. 2021_TS_SMT_171011900001_Lampiran.pdf 87

I Injeksi surfaktan merupakan salah satu jenis injeksi kimiawi yangdigunakan dalam proses Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkanperolehan minyak bumi. Surfaktan mampu melakukan mekanisme penurunantegangan antarmuka fluida minyak dan air dalam pori-pori batuan sehingga dapatmelemahkan gaya kapiler yang menahan minyak yang terperangkap, dengandemikian, menyebabkan droplets minyak mengalir dengan mudah dari pori-poribatuan. Surfaktan juga mampu mengubah kebasahan (wettability alteration) batuanmenjadi water-wet sehingga yang membasahi batuan bukan lagi minyak, dankarenanya, droplets minyak dapat terlepas dari pori-pori batuan dan terproduksi.Selama ini, surfaktan yang umum digunakan pada industri perminyakan merupakansurfaktan berbasis Petroleum (Petroleum Sulphonate). Surfaktan ini memilikikinerja yang baik dalam menurunkan Interfacial Tension (IFT), namun harganyayang relatif mahal, bersifat tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan, membuatsurfaktan nabati menjadi alternatif lain untuk meningkatkan recovery minyak.Salah satu jenis surfaktan nabati alternatif adalah Surfaktan Natrium Lignosulfonat(Surfaktan NaLS) yang berbahan baku lignin.Pengujian laboratorium yang dilakukan dirumuskan berdasarkan tantanganpada penelitian tentang proses surfactant flooding dengan menggunakan surfaktannatrium lignosulfonat (NaLS) ampas tebu, dimana belum ditemukan karakteristiklarutan surfaktan jenis tersebut dengan penambahan co-surfactant, yang optimaldan konsisten dengan Intermediate Oil pada salinitas tinggi, serta masih sedikitnyapenelitian mengenai visualisasi pori sandstone dengan menggunakan alatTomografi Neutron di Indonesia. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalahmengetahui karakteristik larutan surfaktan Natrium Lignosulfonat (NaLS) ampastebu dengan penambahan co-surfactant, yang optimal dengan Intermediate Oilpada salinitas tinggi, serta mendapatkan visualisasi data pori sandstone denganmenggunakan alat Tomografi Neutron.Pada percobaan laboratorium, digunakan produk surfaktan nabati yaituSurfaktan Natrium Lignosulfonat (NaLS) yang dibuat dari Ampas Tebu dengankonsentrasi surfaktan bervariasi mulai dari 1% sampai dengan 3% dengan interval0,5% serta variasi salinitas brine sebesar 90.000 ppm, 100.000 ppm dan 110.000ppm. Minyak yang digunakan adalah Intermediate Oil dan Core yang digunakanadalah Berea Core dengan suhu yang digunakan pada setiap pengujian adalahsebesar 60 0C. Studi laboratorium dimulai dari Comparisons against public results,Pengukuran sifat fisik fluida, Pengukuran sifat fisik batuan, dan Uji ScreeningSurfaktan yang meliputi: Uji Kompatibilitas (Aqueous Stability), Uji Kelakuan Fasa(Phase Behaviour), Uji Kestabilan Termal (Thermal Stability), dan Uji AdsorpsiStatis yang sampai pada pengujian selanjutnya yaitu Visualisasi Pori Sandstonedengan menggunakan Tomografi Neutron.Hasil Uji Aqueous Stability yang didapat adalah seluruh larutan memilikikelarutan yang jernih hingga 504 hari dan untuk Uji Phase Behaviour, didapatbahwa hanya konsentrasi 1,5% dan 2,5% surfaktan pada 110.000 ppm saja yangmemiliki jenis Fasa Tengah. Selanjutnya, untuk hasil Uji Thermal Stability, didapatbahwa konsentrasi surfaktan 1,5% telah stabil pada minggu ke-5 dan konsentrasisurfaktan 2,5% juga telah stabil pada minggu ke-5. Pada Uji Adsorpsi Statis,surfaktan konsentrasi 2,5% memiliki nilai Adsorption Density yang lebih besardibandingkan dengan surfaktan dengan konsentrasi 1,5%. Pada penelitianmengenai visualisasi pori sandstone, dapat dilihat bahwa Core X4, Core X3, danCore X7 memiliki pori-pori yang berhubungan dengan rata-rata porositas totalsebesar 20%.

S Surfactant flooding is one type of chemical injection used in the EnhancedOil Recovery (EOR) process to increase crude oil recovery. Surfactants are capableof reducing the interfacial tension between oil and water in rock pores so that theycan weaken the capillary forces that hold trapped oil, thereby causing oil dropletsto flow easily from rock pores. Surfactants are also able to change the wettability(wettability alteration) of rocks to become water-wet so that what wets the rocks isno longer oil, and therefore, oil droplets can be released from the pores of the rockand are produced. So far, the commonly used surfactants in the petroleum industryare Petroleum-based surfactants (Petroleum Sulphonate). This surfactant has goodperformance in reducing Interfacial Tension (IFT), but the price is relativelyexpensive, non-renewable and not environmentally friendly, making plant-basedsurfactants an alternative to increase oil recovery. One type of alternativevegetable surfactant is Natrium Lignosulphonate Surfactant (NaLS Surfactant)which is made from lignin.The laboratory tests carried out were formulated based on challenges inresearch on the surfactant flooding process using bagasse natrium lignosulphonate(NaLS) surfactant, where the characteristics of this type of surfactant solution withthe addition of co-surfactant were not found, which were optimal and consistentwith Intermediate Oil at high salinity, and there is still very little research on thevisualization of the distribution of sandstone pores using the Neutron Tomographyin Indonesia. The aims and objectives of this study were to find out thecharacteristics of bagasse Natrium Lignosulphonate (NaLS) surfactant solutionwith the addition of co-surfactant, which was optimal with Intermediate Oil at highsalinity, and to obtain data visualization regarding the distribution of sandstonepores using a Neutron Tomography.In laboratory experiments, a plant-based surfactant product was used,namely natrium lignosulphonate surfactant made from bagasse with surfactantconcentrations varying from 1% to 3% with 0,5% intervals and variations in brinesalinity of 90.000 ppm, 100.000 ppm and 110.000 ppm. The oil used is IntermediateOil and the Core used is Berea Core with the temperature used in each test is 600C.Laboratory studies start from Comparisons against public results, Measurement ofphysical properties of fluids, Measurement of physical properties of rocks, andSurfactant Screening Test which includes: Aqueous Stability Test, Phase BehaviorTest, Thermal Stability Test, and Static Adsorption Test. The next test is thevisualization of the sandstone pore distribution using Neutron Tomography.The results of the Aqueous Stability Test obtained were that all solutionshad a clear solubility up to 504 days and for the Phase Behavior Test, it was foundthat only 1,5% and 2,5% concentrations of surfactants at 110.000 ppm had MiddlePhase types. Furthermore, for the results of the Thermal Stability Test, it was foundthat the 1,5% surfactant concentration had stabilized at the 5th week and the 2,5%surfactant concentration had also been stable at the 5th week. In the StaticAdsorption Test, a surfactant with a concentration of 2,5% has a higher AdsorptionDensity value than a surfactant with a concentration of 1,5%. In research on thevisualization of the distribution of sandstone pores, it can be seen that Core X4,Core X3, and Core X7 have pores that correspond to an average total porosity of20%.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?