Hubungan stres, genetik dan sosial ekonomi dengan gangguan jiwa pada dewasa muda
O rang dengan Gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami sekumpulan gejala berupa gangguan pada perilaku, pikiran serta perasaan yang bisa menimbulkan hambatan dan penderitaan dalam menjalankan fungsinya sebagai individu atau manusia. Selain faktor predisposisi dan presipitasi ada faktor lain yang bisa menyebabkan gangguan jiwa berat yaitu faktor neurobiologis, genetik, gangguan keseimbangan neurotransmitter, faktor psikososial dan sosiokultural. Saat ini terjadi peningkatan prevalensi gangguan jiwa, namun untuk penelitian terkait masih memberika hasil yang kontradiktif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat dan mencari lebih jauh hubungan antara stres, genetik, dan sosial ekonomi dengan gangguan jiwa berat pada dewasa muda.METODEPenelitian ini menggunakan desain studi potong lintang pada 56 responden berusia 20-40 tahun, yang merupakan pasien poli psikiatri di Puskesmas Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah berusia 20-40 tahun dan bersedia menandatangani informed consent, sedangkan kriteria eksklusinya adalah memiliki riwayat kecelakaan, penyakit keganasan dan penggunaan obat terlarang. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05.HASILDari seluruh responden didapatkan 44 orang memiliki riwayat penyakit gangguan jiwa dalam keluarga, 44 responden memiliki tingkat sosial ekonomi kurang dimana pendapatan per bulan tidak dapat mencukupi pengeluaran, dan responden yang mengalami stress berat adalah sebanyak 49 orang. Hasil analisis data berdasarkan uji Chi-square antara stress dengan gangguan jiwa didapatkan p-0,264, antara sosial ekonomi dan gangguan jiwa didapatkan p=0,709, dan antara sosial ekonomi dengan gangguan jiwa didapatkan p=0,709.KESIMPULANPada penelitian didapatkan tidak adanya hubungan yang bemakna antara stres, genetik, dan sosial ekonomi dengan gangguan jiwa pada dewasa muda
P eople with mental disorders are people who experience a set of symptoms in the form of disturbances in behavior, thoughts and feelings that can cause obstacles and suffering in carrying out their functions as individuals or humans. In addition to predisposing and precipitation factors, there are other factors that can cause severe mental disorders, namely neurobiological factors, genetics, neurotransmitter balance disorders, psychosocial and sociocultural factors. Currently there is an increase in the prevalence of mental disorders, but related studies still provide contradictory results. Therefore, researchers are interested in exploring and further exploring the relationship between stress, genetics, and socioeconomics with severe mental disorders in young adults.METHODThis study used a cross-sectional design on 56 respondents aged 20-40 years, who were poly psychiatric patients at Pulo Ampel Health Center, Serang Regency, Banten Province. The inclusion criteria in this study were 20-40 years old and willing to sign an informed consent, while the exclusion criteria were having a history of accidents, malignancy and drug use. Data analysis was performed using the Chi-square test with a significance level of p<0.05RESULTSFrom all respondents, 44 people have a history of mental disorders in the family, 44 respondents have a low socioeconomic level where the monthly income cannot meet expenses, and 49 respondents who experience severe stress. The results of data analysis based on the Chi-square test between stress and mental disorders obtained p-0.264, between socioeconomic and mental disorders obtained p = 0.709, and between socioeconomic and mental disorders obtained p = 0.709.CONCLUSIONIn the study, it was found that there was no significant relationship between stress, genetics, and socioeconomics with mental disorders in young adults