Perancangan pusat kreatif Bandung dengan pendekatan neo vernakular
P erkembangan industri kreatif sedang mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia. Industri kreatif memiliki peran yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi kota. Kota Bandung merupakan kota kreatif yang masuk kedalam peringkat 5 besar se-Asia. Hal ini didukung oleh populasi usia produktif (pemuda) Kota Bandung yang mengalami peningkatan. Perancangan Pusat Kreatif Bandung bertujuan untuk mewadahi fungsi kepemudaan di bidang olahraga, seni dan edukasi; serta industri kreatif yang dapat ikut menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Bandung. Sesuai julukan Kota Bandung sebagai “Paris van Java†dan banyaknya variasi kuliner khas Bandung, industri kreatif yang dikhususkan pada perancangan ini merupakan bidang fashion dan kuliner. Sesuai pada karakteristik pemuda yang produktif, rancangan mengaplikasikan ruang – ruang terbuka dan ruang terbuka hijau yang bersifat interaktif. Hal ini juga merupakan respon terhadap fungsi ruang terbuka dan sinergitas terhadap fungsi ruang publik eksisting. Pendekatan Neo – Vernakular pada rancangan diterapkan dalam bentuk zonasi, bentuk bangunan, material dan konsep ‘ngariung’. Bentuk dan massa bangunan juga mensinergikan dengan bangunan eksisting di sekitar tapak yang berlokasi di Kecamatan Cibiru.
T he development of the creative industry has rapid development in Indonesia. The creative industry has a big enough role for the city's economic growth. Bandung is a creative city that is ranked in the top 5 in Asia. This is supported by the population of productive age (youth) in Bandung which has increased. The design of the Bandung Creative Center aims to accommodate the functions of youth in the fields of sports, arts and education; as well as creative industries that can contribute to the economic growth of the city of Bandung. In accordance with the nickname of the City of Bandung as "Paris van Java" and the many variations of Bandung's culinary specialties, the creative industry that is devoted to this design is the field of fashion and culinary. In accordance with the characteristics of productive youth, the design applies interactive open spaces and green open spaces. This is also a response to the function of urban space and the synergy with the existing public space function. The Neo-Vernacular approach to design is applied in the form of zoning, building forms, materials and the concept of 'ngariung'. The shape and mass of the building also synergize with the existing buildings around the site that are located in Cibiru District.