Evaluasi kestabilan rancangan lereng akhir tambang terbuka batubara menggunakan metode pengukuran tingkat resiko di PT Buma, Jobsite sungai Danau Jaya PIT AC, Tanah Bumbu, Kalsel
D i PT BUMA Jobsite SDJ, terdapat rancangan pit AC yang telah dirancang geometrinya oleh pihak owner namun belum dilakukan analisa kestabilan lerengnyaoleh pihak kontraktor. Pada umumnya, analisis kestabilan lereng dilakukan denganmetode perhitungan faktor keamanan dengan pendekatan probabilitas kelongsorannya.Meskipun demikian, kesadaran terhadap risiko longsoran lereng pada daerah penelitianterlihat masih rendah. Hal ini disebabkan dari peristiwa longsor yang pernah terjadi didaerah penelitian. Untuk menyelesaikan masalah ini salah satunya dapat dilakukandengan mengukur tingkat resiko kestabilan lerengnya. Oleh karena itu, penelitian iniakan mengevaluasi kestabilan lereng pada rancangan pit AC dengan metodepengukuran tingkat resiko. Pada penelitian ini metode pengukuran tingkat resiko yangdigunakan adalah matriks resiko semi-kuantitatif yang terdiri dari dua komponen yaitukomponen probabilitas berupa probabilitas kelongsoran lereng dan komponen dampakberupa estimasi biaya penanganan longsoran lereng. Komponen probabilitas dapatditentukan dengan analisis kestabilan lereng secara dua dimensi dengan pendekatanprobabilistik, sedangkan komponen dampak dapat ditentukan dengan analisis faktorkeamanan secara tiga dimensi. Selain dengan menganalisa tingkat resikonya, penelitianini juga akan melakukan analisis sensitivitas untuk menentukan parameter masukanapa yang paling mempengaruhi kestabilan lereng. Berdasarkan hasil analisis,didapatkan rata-rata biaya penanganan longsoran sebesar 333,781 USD danProbabilitas Kelongsoran sebesar 0%. Berdasarkan matriks resiko semi-kuantitatifmaka tingkat resiko kelongsoran lereng pada pit AC dikategorikan rendah. Hasilanalisis sensitivitas menunjukan parameter masukan yang paling mempengaruhikestabilan lereng adalah kohesi dan sudut gesek dalam batu lempung sehinggadiperlukan optimasi kedua data dan tingkat keyakinan data tersebut menjadi lebihtinggi.
A t PT. BUMA Jobsite SDJ, there is an AC pit that has been designed geometrically bythe owner but the slope stability has not been analyzed by the contractor. In general,the slope stability analysis is carried out by the method of calculating the safety faktorusing the probability of its landslide probability approach. Nonetheless, awareness ofthe risk of slope avalanches in mining minerals in Indonesia is still low. To solve thisproblem one of them can be done by measuring the risk level of the stability of theslope. Therefore, this study will evaluate the stability of the slopes in the AC pit usingthe method of measuring the level of risk. In this study, the method of measuring thelevel of risk used is a semi-quantitative risk matrix consisting of two components,namely the probability component in the form of a slope slide probability and theimpact component in the form of an estimated cost of handling a landslide. Theprobability component can be determined by slope stability analysis in two dimensionswith a probabilistic approach, while the impact component can be determined by athree-dimensional safety faktor analysis. In addition to analyzing the risk level, thisresearch will also conduct a sensitivity analysis to determine what input parametersmost influence the stability of the slope. Based on the results of the analysis, theaverage cost of handling an avalanche is 333,781 USD and the Probability of a Slidesis 0%. Based on a semi-quantitative risk matrix, the level of slope sliding risk in theAC pit is categorized as low. The results of the sensitivity analysis show that the inputparameters that most influence the stability of the slope are cohesion and friction anglein the clay stone so that the optimization of the two data is needed so that the level ofconfidence of the data becomes higher.