Perancangan stasiun interchange pesing dengan pendekatan arsitektur high-tech
J akarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan jumlah penduduk sebesar 10.075.310 jiwa, (BPS, 2014) Jakarta tumbuh menjadi salah satu kota megapolitan dunia. Sebagaimana kota besar dunia lainnya, permasalahan kemacetan merupakan suatu hal yang tidak terhindarkan. Dengan didominasi penduduk ekonomi kelas menengah, tidak heran banyak penduduk Jakarta lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktifitas. Hal ini merupakan cerminan akibat belum tersedianya transportasi umum yang layak, aman, nyaman dan cepat. Perbaikan transportasi umum di Jakarta merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan agar dapat keluar dari permasalahan kemacetan. Pemerintah DKI kini mencanangkan perbaikan menyeluruh pada semua aspek, termasuk sistem transportasi yang terorganisir. Perencanaan stasiun yang saling terhubung, diharapkan dapat memperpendek jarak danwaktu tempuh. Moda transportasi berbasis paratransit (tradisional) akan berevolusi menjadi pembangunan berorientasi transit (TOD, transit oreinted development). Hal ini merupakan sebuah sistem dimana moda transportasi saling terintegrasi untuk menjangkau berbagai lokasi di JABODETABEK. Apabila melihat masterplan pembangunan transportasi Jakarta, pemerintah membuat beberapa titik simpul moda transportasi. Stasiun Pesing merupakan salah satu simpul bertemunya moda transportasi rapid transit, antara lain MRT dan LRT. Sebuah konsep baru sistem yang akan diterapkan pada stasiun interchange pesing dengan pendekatan Arsirtektur High-tech, yang diharapkan perancangan stasiun ini dapat menyelesaikan permasalahan transportasi serta dapat meningkatkan kualitas kawasan di sekitar stasiun.
J akarta is a city with a high population density. Within population around 10,075,310 people, (BPS, 2014) Jakarta grew into one of the worlds megapolitan city. As other big cities in the world, the traffic problem is a thing that is inevitable. Dominated by middle-class economy, it's no wonder many residents in Jakarta prefer using a personal vehicle for work. This is a reflection due to the unavailable of public transport is not yet feasible, safe, comfortable and fast. Improvements of public transport in Jakarta is the absolute thing to do in order to get out of traffic problem. The Government initiated a thorough repair of public transport on all aspects, including transportation systems that are organized. Planed being connected stations, is expected to shorten the distance and travel time. Mode of transportation paratransit service-based (traditional) will evolve into a transit-oriented development (TOD). This is a system whereby mutually integrated mode of transportation to reach various locations in JABODETABEK area. When looking at the transportation development masterplan of Jakarta, the Government is making several point node mode of transportation. Pesing station is one of the nodes that will merge of transportation modes, among other rapid transit based such as MRT and LRT. A new concept of the system to be applied to the Pesing interchange station with high-tech Architecture concept, The design of Interchange Station Pesing which is expected to resolve the problems of transportation and increase the quality of the area around the station.