Perbandingan profil Baduta dengan status gizi wasted pada tiga provinsi: studi status gizi Indonesia 2021
M asa 1000 hari pertama kehidupan atau sering disebut dengan golden age merupakan periode yang penting karena dampak yang ditimbulkan akan bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki sehingga diperlukan intervensi untuk mencegah keadaan malnutrisi. Salah satunya adalah masalah wasted, dampak dari permasalahan gizi ini akan menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup anak. Berdasarkan data SSGI 2021 Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan prevalensi balita wasted tertinggi di pulau Jawa, disusul Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sedangkan untuk prevalensi baduta wasted tiap provinsi tidak dicantumkan dalam laporan SSGI 2021. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis mengenai faktor risiko terjadinya wasted pada baduta di ketiga provinsi tersebut.METODEPenelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi berjumlah 4.760 baduta dan sampel berjumlah 226 baduta dengan status gizi wasted di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data SSGI 2021. Analisis data dilakukan secara univariat menggunakan persentase dan bivariat dengan uji chi-square serta uji fisher exact menggunakan program SPSS versi 26.HASILPada DKI Jakarta, terdapat hubungan berdasarkan pendidikan KK (p=0,000; OR=12,470), pendidikan ibu (p=0,001; OR=3,188), dan pekerjaan ibu (p=0,009; OR=0,355). Pada Jawa Timur, terdapat hubungan berdasarkan pendidikan KK (p=0,000; OR=4,633) dan pekerjaan ibu (p=0,001; OR=0,296). Pada Jawa Barat, terdapat hubungan berdasarkan pendidikan KK (p=0,005; OR=2,691) dan pendidikan ibu (p=0,045; OR=2,000).KESIMPULAN DAN SARANKarakterisitik orangtua baduta yang melitputi tingkat pendidikan kepala keluarga, tingkat pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu merupakan variabel yang paling berperan pada status gizi wasted pada baduta di ketiga provinsi. Berdasarkan proporsi Jawa Timur sebagai provinsi dengan kasus baduta wasted terbanyak memiliki banyak faktor risiko yang proporsinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Saran, upaya memperbaiki kendala sosial ekonomi merupakan urgensi pada ketiga provinsi.
T he first 1000 days of life or a simple word called the golden age, are an important period of time because the impact will be permanent and difficult to solve, so intervention is required to prevent malnutrition. One of them is wasted, the impact of this nutritional problem can be the main threat to the children’s survival. Based on SSGI 2021, DKI Jakarta is the province with the highest prevalance of wasted among children under 5 years old on the island of jawa, followed by Jawa Timur and Jawa Barat. Meanwhile, the prevalance of wasted among children under two years old for each province is not reported on SSGI 2021. As a result, an analysis of the factors contributing to the occurrence of wasted among children under two years in those three provinces is required.METHODSThis research is an analytic observational study with a case control approach. The populatation was 4.760 and the sample was 226 children under two years old with wasted nutritional status in DKI Jakarta, Jawa Timur, and Jawa Barat. This study used secondary data obtained from SSGI 2021. Data analysis was carried out univariately using percentages and bivariately using the chi-square test and fisher’s exact test using the SPSS version 26 program.RESULTIn DKI Jakarta, there is a relationship based on the head of household’s education (p=0,000; OR=12,470), the mother’s education (p=0,001; OR=3,188), and the mother’s occupation (p=0,009; OR=0,355). In Jawa Timur, there is a relationship based on the head of household’s education (p=0,000; OR=4,633) and the mother’s occupation (p=0,001; OR=0,296). In West Jawa, there is a relationship based on the head of household’s (p=0,005; OR=2,691) and the mother’s education (p=0,045; OR=2,000).CONCLUSION AND SUGGESTIONThe charaterisitc parents among children under two years old which include the level of the head of household’s education, the level of the mother’s education, and the mother’s occupation are the variable that have the most role in the wasted nutritional status among children under two years old in those three provinces. Based on the proportion, Jawa Timur as the province with the highest cases of wasted has many risk factors in which the porpotion is higher when it’s compared to other provinces. Suggestions to improve socioeconomic conditions are an urgently needed in the three provinces.