DETAIL KOLEKSI

Analisis fasies berdasarkan granulometri di daerah jipurafah kecamatan plandan kabupaten Jombang Jawa Timur

0.0


Oleh : Hangoro Hutomo

Info Katalog

Nomor Panggil : 712/TG/2016

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Dewi Syavitri

Pembimbing 2 : Handoko Teguh

Subyek : -

Kata Kunci : granulometri, fasies, Cekungan Jawa Timur

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_GL_07212101_Halaman-Judul.pdf 17
2. 2016_TA_GL_07212101_BAB-1.pdf 8
3. 2016_TA_GL_07212101_BAB-2.pdf
4. 2016_TA_GL_07212101_BAB-3.pdf
5. 2016_TA_GL_07212101_BAB-4.pdf
6. 2016_TA_GL_07212101_BAB-5.pdf
7. 2016_TA_GL_07212101_Daftar-Pustaka.pdf 1
8. 2016_TA_GL_07212101_Halaman-Judul.pdf
9. 2016_TA_GL_07212101_Halaman-Judul.pdf 17
10. 2016_TA_GL_07212101_BAB-1.pdf 8
11. 2016_TA_GL_07212101_BAB-2.pdf
12. 2016_TA_GL_07212101_BAB-3.pdf
13. 2016_TA_GL_07212101_BAB-4.pdf

S ARI Granulometri dan stratigrafi merupakan beberapa elemen penting yang dapat digunakan untuk menentukan fasies atau lingkungan pengendapan. Dua metode ini termasuk metode yang meggunakan data fisik sebagai acuan dalam analisis fasies, selain kimia dan biologi. Dari granulometri dapat diketahui variasi ukuran butir dan penyebaran ukuran butir sedimen. Sedangkan dari litostratigrafi dapat diketahui perubahan lingkungan pengendapan berdasarkan perubahan litologi dalam suatu kolom stratigrafi. Penelitian ini dilakukan di Sungai Brangkal, Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Kalibeng dengan umur Late Miocene hingga Pleistocene . Daerah penelitian disusun oleh dominasi batupasir yang memiliki ciri karbonatan dengan ukuran butir sangat halus hingga sedang. Parameter yang digunakan dalam analisis granulometri ini adalah dengan perhitungan sortasi (standar deviasi), skewness (kepencengan), dan Kurtosis (kelonjongan). Nilai perhitungan ketiga parameter tersebut menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan Formasi Kalibeng di LP 1 hingga LP 39 adalah middle neritic hingga outer neritic, sedangkan lingkungan pengendapan pada LP 40 hingga LP 52 adalah marginal marine atau transition yang menandakan terjadinya regresi.

G ranulometry and stratigraphy are some important elements that can be used to determine the facies or depositional environment. Two of these methods include a method that using physical data as a reference in facies anylisis, besides chemistry and biology . From granulometry can be known variation of grain size and grain size distribution of the sediment, whereas from lithostratigraphy can be known depositional environment changes based on lithology changes in the stratigraphic column. This research was conducted in the Brangkal river , Jipurapah Village, Plandaan district, Jombang, East Java. The research areas included in the Kalibeng Formation with Late Miocene to Pleistocene age. The area of research compiled by the dominance of sandstones are characterized Calsium Carbonate with very fine grain size to medium. The parameters used in granulometry analysis is the calculation sorting (standar deviation), skewness and kurtosis. Value calculation of third parameter shows that depositional environment at LP 1 to LP 39 is the middle neritic to outer neritic, whereas the depositional environment at LP 40 and LP 52 are marginal marine or transition. Keywords : granulometry, facies, East Java Basin

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?