DETAIL KOLEKSI

Studi lingkungan pengendapan pada Formasi Cipacar dan Formasi Bojong menggunakan Metode Granulometri dan Kalsimetri daerah Cimaraga dan sekitarnya, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten


Oleh : Randi Natakusuma

Info Katalog

Nomor Panggil : 502/TG/2014

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : M. Ali Jambak

Subyek : Sedimentary Rocks

Kata Kunci : environmental studies, depositional environment, Cipacar Formation, Formation Bojong, Granulometri M

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TA_GL_07208033_1.pdf
2. 2014_TA_GL_07208033_2.pdf
3. 2014_TA_GL_07208033_3.pdf
4. 2014_TA_GL_07208033_4.pdf
5. 2014_TA_GL_07208033_5.pdf
6. 2014_TA_GL_07208033_6.pdf
7. 2014_TA_GL_07208033_7.pdf

T ujuan dari studi ini adalah mempelajari ukuran butir dengan menggunakan metode granulometri dan kalsimetri di daerah Cimarga dan sekitarnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis granulometri dan kalsimetri yang meliputi pemetaan endapan sedimen untuk melihat penyebaran sedimentasi secara lateral, selanjutnya untuk membantu dalam penentuan linkungan pengendapan. Terdapat 4 (empat) tahapan utama yang dilakukan dalam pengerjaan penelitian ini, yaitu : 1). Studi pustaka. 2). Pengumpulan data dan pengenalan alat. 3). Analisa data. 4). Tahapan penyusunan laporan. Berdasarkan hasil analisis Granulometri dan Kalsimetri didapatkan kesimpulan, yaitu: 1). Pada Formasi Cipacar yang berumur Pliosen Akhir mempunyai Sortasi Moderately Sorted (Pemilahan Sedang) sampai Very Poorly Sorted (Pemilahan Sangat Buruk) dan Formasi Bojong yang berumur Plistosen Awal memiliki Sortasi dari Poorly Sorted (Pemilahan Buruk) sampai Very Poorly Sorted (Pemilahan Sangat Buruk). 2).Pada Formasi Cipacar yang berumur Pliosen Akhir memiliki Skewness mulai dari Very Positif Skewness sampai Nearly Simetrical, dimana mempunyai ukuran butir kasar sampai ukuran butir sedang, sedangkan Formasi Bojong berumur Plistosen Awal memiliki Skewness dari Nearly Simetrical sampai Negative Skewness, dimana mempunyai ukuran butir sedang sampai ukuran butir halus. 3).Pada Formasi Cipacar yang berumur Pliosen Akhir memiliki Kurtosis mulai Etremerly Leptokurtik sampai Very Platykurtik, dimana mempunyai ukuran butir dari sangat kasar sampai ukuran butir sangat halus, sedangkan Formasi Bojong yang berumur Plistosen Awal memiliki Kurtosis dari Platykurtik sampai Very Platykurtik, dimana mempunyai ukuran butir halus sampai ukuran butir sangat halus. 4).Pada Formasi Cipacar yang berumur Pliosen Akhir dan Formasi Bojong yang berumur Plistosen awal memiliki hasil Kalsimetri yang sama, yaitu : Batupasir Gampingan. 5).Pada daerah penelitian terdapat 2 formasi, yaitu : Formasi Cipacar yang berumur Pliosen Akhir mumpunyai karakteristik ukuran butir kasar sampai ukuran butir sedang yang menunjukkan Lingkungan Pengendapan Transisi-Neritik Dangkal, sedangkan Formasi Bojong yang berumur Plistosen Awal mempunyai karakteristik ukuran butir sedang sampai ukuran butir halus yang menunjukkan Lingkungan Pengendapan Neritik Dangkal-Neritik Dalam.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?