Evaluasi penilaian green building bangunan tua/bersejarah aspek efisiensi energi dan guna lahan (Studi Kasus Gedung Kesenian Jakarta)
B anyak bangunan bersejarah yang tidak mengusung konsep green building, jadi banyak dari bangunan bersejarah ini menghasilkan limbah/polusi yang sangat banyak ke lingkungan sekitar, bahkan tidak sedikit pula yang merusak lingkungan sekitar akibat polusi/limbah yang dibuang dari bangunan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hasil penilaian aspek tepat guna lahan dan efisiensi & konservasi energi berdasarkan standar Greenship pada Gedung Kesenian Jakarta serta Mengetahui pentingnya penerapan green bulding pada bangunan tua. Hasil penelitian menunjukan bahwa Gedung Kesenian Jakarta hanya memenuhi satu dari dua prasyarat pada aspek tepat guna lahan, dan hanya memenuhi satu dari dua prasyarat pada aspek efisiensi & konservasi energi. Serta Dari dua aspek tepat guna lahan dan efisiensi & konservasi energi, Gedung Kesenian Jakarta hanya memenuhi delapan dari dua puluh satu kriteria, dengan total poin sebesar 25 poin.
M any historic buildings do not carry the concept of green building, so many of these historic buildings produce a lot of waste/pollution to the surrounding environment, not even a few of which damage the surrounding environment due to pollution/waste thrown away from the building. The purpose of this study was to determine the results of the assessment of appropriate aspects of land use and efficiency & energy conservation based on Greenship standards at the Jakarta Arts Building and to know the importance of implementing green bulding in old buildings. The results showed that the Jakarta Arts Building only met one of the two prerequisites in the aspect of appropriate land use, and only met one of the two prerequisites in the aspect of energy efficiency & conservation. And from the two aspects of appropriate land use and efficiency & energy conservation, the Jakarta Arts Building only meets eight of the twenty-one criteria, with a total of 25 points.